blank
MOU antara Unsiq Jateng dan Pemkab Wonosobo untuk pelaksanaan tri darma perguruan tinggi. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Universitas Sains Al Quran (Unsiq) Jawa Tengah di Wonosobo melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MOU) dengan Pemkab Wonosobo di Pendopo Bupati Belakang.

MOU berisi pelaksanaan tri darma perguruan tinggi itu, ditandatangani Rektor Unsiq Jateng Dr H Z Sukawi MA dan Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat yang juga salah satu alumni mahasiswa Unsiq Jateng di Wonosobo itu.

Pada saat bersamaan juga dilakukan stadium general (kuliah umum) bagi mahasiswa inbound program pertukaran mahasiswa merdeka di Unsiq Jateng yang disampaikan Bupati Afif Nurhidayat sebagai alumni yang telah sukses meniti karier di bidanh politik dan pemerintahan.

Mahasiswa yang mengikuti program kuliah merdeka berasal dari Ambon, Maluku, Kendari, Makasar, Gorontalo (Sulawesi), Denpasar (Bali), Kupang (NTT) dan Samarinda, Tarakan, Palangkaraya (Kalimantan).

Afif mengatakan budaya adalah yang menyatukan bangsa Indonesia dari keberagaman agama, suku, ras, antar golongan dan bahasa. Indonesia bisa kokoh berdiri sampai hari ini karena salah satunya diikut oleh keragaman budaya yang ada.

Bupati berharap Wonosobo semakin dikenal ke seluruh nusantara. Karena daerah ini memiliki potensi yang sangat luar biasa di bidang pertanian, pariwisata, UMKM, keragaman budaya dan toleransi antar serta intern agama yang sangat kuat.

“Di Wonosobo terdapat Dieng yang sudah dikenal sebagai destinasi wisata sejak jaman dulu. Selain itu ada juga Desa Buntu Kejajar yang merupakan miniatur keberagaman bangsa. Sebab ada berbagai macam agama dan kepercayaan yang hidup rukun di sana,” tegasnya.

Sikap Ramah

blank
Salah satu mahasiswa inbound program kuliah merdeka mengajukan pertanyaan. Foto : SB/Muharno Zarka

Namun, sambung dia, masyarakat setempat hidup damai berdampingan. Bahkan suasana saling membantu antar umat beriman sangat terlihat.
Karena budaya di Indonesia adalah budaya gotong royong dan hormat menghormati.

Sementara itu, Rektor Unsiq Jateng Z Sukawi menambahkan pertukaran mahasiswa dengan latar belakang suku dan agama yang berbeda di kampusnya diharapkan dapat mempererat persatuan bangsa Indonesia yang berbineka tunggal eka.

“Bupati juga memberikan motivasi kepada mahasiswa sebagai generasi penerus untuk tetap berpegang teguh kepada identitas budaya bangsa. Jangan sampai kelak generasi muda kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia,” tutur dia.

Budaya yang berkembang di Nusantara, sebagaimana disampaikan Afif, juga sudah cukup untuk dijadikan identitas bangsa. Contohnya budaya asli Nusantara yang dikenal oleh kalangan dunia internasional adalah Peci.

“Pak Karno kepingin menciptakan identitas Indonesia, bahwa umat Islam di Indonesia berbeda dengan Arab Saudi, berbeda dengan yang lain. Identitasnya sangat sederhana, orang mengenal Indonesia dari Peci” terangnya.

Mahasiswa diminta harus saling menghargai dan menghormati. Walaupun masing masing punya identitas budaya dan agama yang berbeda. Secara khusus mahasiswa Unsiq harus lebih ramah dan bisa memberikan rasa aman kepada tamu yang berkunjung di Wonosobo.

“Supaya apa? Agar Wonosobo lebih dikenal sebagai destinasi wisata sebagaimana destinasi wisata nusantara lainnya. Ekosistem pariwisata akan dibangun mulai dari tata kelola SDM. Semua elemen masyarakat harus ramah menyambut tamu yang datang,” tandasnya.

Muharno Zarka