JEPARA (SUARABARU.ID) – Jika tidak dilestarikan, dapat dipastikan seni tradisional secara perlahan akan punah tergilas seni modern yang menyertai kemajuan jaman. Padahal seni tradisional warisan para leluhur ini sarat dengan nilai-nilai luhur.
Demikian juga Tari Encik dari Jepara. Tari tradisional yang tumbuh berkembang di jepara , tari ini biasanya untuk melengkapi pertunjukan reog atau barongan. Namun kini tari ini jarang sekali dipentaskan.
Tari Encik ini konon menggambar dua orang prajurit Ratu Kalinyamat yang sedang berlatih ketrampilan keprajuritan di desa-desa kala itu. Karena itu salah satu properti utama tarian ini adalah pedang. Sedangkan pakaian yang dikenakan oleh penari adalah ikat kepala, baju lengan panjang, celana dan sarung.
Sedangkan iringan yang mengiri tarian ini terdiri dari boning, 2 buah kendang, kempol, kenong dan selompret atau trompet. Gamelan ini mengiringi tarian yang durasinya sekitar 1 jam.
Tari ini biasanya dimainkan oleh dua orang penari yang menggambarkan saat mereka sedang berlatih ketrampilan perang. Mereka menggunakan pedang yang dipadukan dengan ilmu bela diri silat.
Namun Tari Encik ini banyak didominasi gerakan-gerakan lucu dari salah satu orang penari. Sedangkan penari lainnya tampil serius sebagai seorang prajurit yang sedang berlatih perang.
Menurut Amin Ayahudi, pelestari budaya Jepara yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dispartabud Jepara, Tari Encik ini dalam perkembanganya sudah mulai jarang ditemukan disebabkan karena tidak ada kaderisasi dan pemainnya sudah tua atau meninggal.
Padahal tari encik ini menurut Amin Ayahudi menjadi sebuah tari tradisi kerakyatan yang langka, terbukti hanya ada di Kabupaten Jepara, itu pun hanya tersebar dibeberapa kecamatan saja .
“Kini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara berupaya menggali dan melestarikan Tari Encik yang sudah langka atau hampir punah ini. Bahkan akan dipentaskan di sebuah hotel di Bandengan pada hari Senin 13 Desember 2021,” ujar Amin Ayahudi.
Hadepe