blank
Pengasuh Ponpes Al Husna Dr KH Ahmad Mudloffar Al Hafidz saat berpamitan dengan para santri Al Husna jelang keberangkatan kunjungan ke timur tengah dan Eropa, Senin (6/12)

JEPARA (SUARABARU.ID)– Usai Pondok Pesantren Al Husna yang berada di Pancur, Mayong, Kabupaten Jepara diresmikan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen pada Sabtu (4/12/2021), pengasuh pondok pesantren tersebut Dr KH Ahmad Mudloffar Al Hafidz bertolak ke Timur Tengah, Senin (6/12).

Keberangkatan KH Ahmad Mudloffar ke Timur Tengah, Afrika dan Eropa tersebut, selain untuk melaksanakan ibadah Umrah rencananya juga akan diteruskan dengan melakukan silaturahim ke sejumlah ulama dan pondok pesantren yang ada disana.

blankMenurut Mudloffar silaturahim yang dilakukannya ke sejumlah ulama dan pondok pesantren di Timur Tengah itu penting untuk menguatkan Ponpes Al Husna. “Semua bangunan yang terpenting adalah pondasinya ketika bangunan itu kokoh begitu juga sebaliknya Al Husna ini sudah besar dan sudah menjulang tinggi seandainya itu pohon maka pondasi harus kuat. Saya sebagai muazisnya atau sebagai yang dituakan dan pengasuhnya juga harus menguatkan pondasi itu supaya bangunan itu bisa berdiri kokoh secara fisik dan rohaniahnya,” kata KH Ahmad Mudloffar, Senin (6/12).

“Sehingga safar (kunjungan) kami ke Mekkah dan Madinah serta berbagai negara itu dalam rangka menguatkan pondasi itu, kami sebagai muazis harus menjadi pondasi yang bertanggung jawab lahir batin dunia akherat terhadap keberkahan dan keberlangsungan santri dan pesantren. Kalau sebagai pengasuhnya keropos, tidak kuat pondasinya maka bagaimana dengan santri yang besok akan berjuang bersama masyarakat, kalau ilmunya tidak manfaat dan sebagainya, Itu adalah tanggung jawab seorang kyai,” ungkapnya.

Ahmad Mudloffar mengatakan dirinya akan melakukan kunjungan tersebut selama empat bulan, negara-negara yang dikunjungi antara lain Arab Saudi, Turki, Serbia, Bosnia, dan Maroko.

blank“Selama empat bulan kepergian kami, yang kami lakukan pertama untuk islah diri 24 jam buat taat kepada Allah SWT, 24 jam menyempurnakan tidak tertinggal takbiratul ikhram, qobliyah dan badliyahnya. Kalau di rumah setiap malam jumat melakukan Sholat Hajat 100 rakaat maka selama empat bulan itu bagaimana setiap malamnya sholat hajat 100 rakaat begitu juga sholat sholat yang lain,” bebernya.

“Yang kedua tujuan safar ini adalah silaturahim kepada ulama ulama minta nasehat kepada pesantren pesantren disana untuk mengambil pelajaran, kemanfaatan studi banding,” lanjutnya.

“Serta tujuan yang ketiga yaitu kerjasama peningkatan pendidikan pesantren, yang mana nanti akan bertukar santri. Sehingga nanti lulusan SMA Al Husna bisa diterima dan mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi di penjuru dunia,” harapnya.

Ia menandaskan kegiatan kunjungan yang dilakukannya tersebut bukanlah tuntutan atau perintah, namun kegiatan tersebut merupakan kebutuhan dirinya, “Ini untuk menguatkan lahir batin, untuk memikul tanggung jawab Al Husna dan santri santri Al Husna sampai hari kiamat. Bagaimanapun semua yang pernah nyantri di Al Husna adalah tanggung jawab kami sehingga kami harus mencari kekuatan. Kita dalam mengelola pendidikan dan pesantren tidak boleh merasa yang terbaik, tetapi selalu silaturahim untuk mencari pengalaman, menimba ilmu dan mencari doa dan yang terpenting lagi untuk menguatkan lahir batin kita,” pungkasnya.

Untuk diketahui saat ini Al Husna telah memiliki lima pondok pesantren, Ponpes pertama berada di Pelemkerep Mayong Jepara, Ponpes Al Husna 2 di Singoraja, Mayong, yang ketiga berada di Mayong lor, Ponpes Al Husna 4 berada di Sidorekso, Kaliwungu, Kabupaten Kudus dan Al Husna 5 berada di Pancur Mayong. Saat ini Al Husna juga dalam proses pembangunan Al Husna 6 yang berada di Jalan Lingkar barat Kudus.

Wahyu