blank
Ketua TP PKK Mawar Hartopo saat melakukan penanaman pohon bersama Laskar Lereng Muria. Foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Komunitas masyarakat peduli lingkungan yang tergabung dalam Laskar Lereng Muria Kudus, Jawa Tengah menanam 2.000 bibit tanaman produktif di lereng Pegunungan Muria sebagai salah satu upaya mitigasi dan pencegahan bencana alam.

Penanaman bibit pohon produktif tersebut di lereng Pegunungan Muria, Desa Soco, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Kamis.

“Total bibit tanaman yang akan kami tanam ada 2.000 pohon, sedangkan untuk hari ini (25/11) yang ditanam bersama berbagai pihak sebanyak 100 bibit,” kata Ketua Laskar Lereng Muria Kudus Agus Riawan di sela-sela penanaman bibit tanaman di Desa Soco.

Hadir dalam acara penanaman hari ini (25/11), Ketua Tim Penggerak PKK Kudus Mawar Hartopo, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) Pemali-Jratun Semarang, Corporate Secretary PR Sukun Kudus Deka Hendratmanto, dan forkopimda.

Ia mengungkapkan lingkungan hidup vital untuk makhluk hidup, sehingga perlu upaya pelestarian serta mengajak semua masyarakat untuk mencintai lingkungan dengan menanam pohon.

Apalagi, kata dia, pohon selain berbuah yang bisa bernilai ekonomis juga menjadi teduhan serta sebagai sumber oksigen yang akan dihirup oleh makhluk hidup.

Dalam rangka mengajak masyarakat peduli lingkungan, maka bibit tanaman yang belum tertanam akan dibagikan kepada masyarakat untuk ditanam di wilayah pekarangan masing-masing karena bibit yang ditanam berupa bibit pohon buah, di antaranya durian, rambutan, jambu, alpukat, dan kelengkeng.

Ketua Tim Penggerak PKK Kudus Mawar Hartopo berharap, dukungan semua pihak untuk menanam pohon di daerah masing-masing. Apalagi, saat ini tersedia 2.000 bibit tanaman buah yang bisa dimanfaatkan masyarakat.

“Kami berharap, penanaman ini tidak sekadar formalitas setelah tanam selesai. Tetapi, harus ada upaya perawatan sehingga bibit yang ditanam dipastikan tumbuh besar sesuai harapan,” ujarnya.

Berbagai pohon yang bermanfaat untuk menyerap air dan mencegah longsor tersebut, harus terus dipantau pertumbuhannya. Selama ini, pohon-pohon buah yang telah ditanam umurnya tak sampai sebulan karena tidak terawat dan dicabuti masyarakat.

Kasi Program DAS Hutan Lindung Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) Pemali Jratun Ahmad Sudarno mendorong masyarakat mencintai lingkungan, antara lain melakukan rehabilitasi hutan dan lahan.

“Ayo bersama-sama memperbaiki lingkungan dengan tanam pohon dan mencintai lingkungan. Kami juga menyediakan bibit gratis, silakan masyarakat mengambilnya untuk ditanam di lahan pekarangannya masing-masing. Maksimal 25 bibit untuk setiap orang,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa tanaman buah yang ditanam nantinya tidak hanya bermanfaat untuk penanam, melainkan juga bermanfaat untuk makhluk hidup lainnya, termasuk warga sekitar sehingga menjadi sedekah jariyah.

Ant-Tm