SEMARANG (SUARABARU.ID) – Saat ini ekonomi sudah mulai bergerak sejalan dengan diturunkannya level PPKM di sejumlah wilayah di Jawa dan Bali, karena angka penularan Covid-19 sudah banyak berkurang.
Masyarakat juga mulai banyak beraktivitas menggunakan kendaraan pribadi maupun umum untuk perjalanan, baik di dalam maupun di luar kota.
Hal itu disampaikan Tire & Rim Engineer Wakil Ketua Aptrindo Jateng & DIY, Bambang Widjanarko di Semarang, Sabtu (13/11/2021).
Menurutnya, ada satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu soal ban kendaraan yang selama pandemi ini jarang digunakan.
“Ban yang terlalu lama tidak digunakan (beroperasi) akibat kendaraan banyak nongkrong di garasi akan mengalami pelapukan, akibat pengembunan dari lantai yang menyusup masuk melalui pori-pori ban, hingga ke casing ban, baik yang terbuat dari kawat baja pada ban jenis radial maupun benang nilon pada ban jenis bias,” ungkap Bambang.
Disampaikan bahwa proses pelapukan akibat ban jarang ditraining sering menyebabkan ban meledak secara tiba-tiba, jika mengalami pemanasan temperatur saat digunakan pada perjalanan jarak jauh antar kota, dengan kecepatan tinggi.
“Sebagai seorang Tire & Rim Engineer dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jateng & DIY, saya khawatir bĂ nyak kasus yang terjadi seperti ban meledak setelah kendaraan jarang digunakan beraktivitas, selama pandemi yang sudah hampir 2 tahun ini,” kata Bambang.
Pasalnya, sambung Bambang, kasus ban meledak di jalan tol sebelumnya sudah sering dialami mobil mewah yang berfungsi sebagai second car atau mobil yang hanya digunakan pada event tertentu saja, sehingga ban jarang ter-training atau ban yang sering mengalami kondisi kekurangan tekanan udara.
“Apalagi biasanya ban akan banyak mengalami benturan saat musim hujan tiba, karena di Indonesia banyak jalanan berlubang tiap memasuki musim hujan,” tandas Bambang.
Ning