blank
Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto saat melakukan pengarahan secara virtual dalam penguatan MGMP Tata Busana se Jawa.

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Para Kepala Sekolah dan Guru SMK harus merubah cara berfikir bahwa lembaganya hanya fokus memberikan ketrampilan dan mengabaikan softskill dan karakter siswa. Sebab jika hanya hardsklill yang diberikan, akan menghasilkan lulusan tukang yang tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi dirinya dan memanfaatkan peluang yang ada.

blank
Dirjen vokasi dalam acara penguatan MGMP Tata Busana se Jawa

Penegasan tersebut disampaikan oleh Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek RI, Wikan Sakarinto, ST, M.Sc, Ph.D saat memberikan pengarahan secara virtual dalam acara Penguatan MGMP Tata Busana SMK Provinsi Jawa Tengah yang berlangsung di Hotel Horison Semarang, Jumat (15/10-2021) Acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua MGMP Tata Busana se – Jawa dan MGMP Tata Kecantikan Provinsi Jawa Tengah.

blank
Ketua MKKS SMK Prov Jawa Tengah Samiran saat memberikan sambutan pada acara tersebut

Oleh sebab itu menurut Wikan Sakarinto, yang perlu dikembangkan awal di SMK adalah passion, minat dan bakat guna membangun softskill dan karakter siswa. “Jika keduanya telah terbangun, maka hardskill akan mudah dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi ,” ujar Wikan

blank
Konsultan Media Majalah Raturaja MGMP Tata Busana memberikan teknik penulisan.

Ini perlu dilakukan, sebab lulusan yang tidak dibangun di atas softskil dan karakter yang kuat mereka akan mengalami kesulitan bekerjasama, berkomunikasi, kurang inisiatif dan tak bisa bekerja dalam tekanan serta tim. Akibatnya produktivitasnya rendah.

“Saat ini produktivitas kita hanya 0,7 – 0,8. Sementara Cina 4 dan India 2. Produktivitas sangat berpengaruh terhadap income per kapita penduduk,” ujar Wikan

Karena itu progam pengembangan SMK, baik melalui program pusat keunggulan maupun teaching factory tidak boleh hanya membangun gedung dan peralatan tetapi juga memberikan perhatian yang proporsional terhadap pengembangan softskill dan karakter.

blank
Ketua MGMP Tata Busana prov DKI Susy Wahyuni dari SMKN 24 Jakarta menyampaikan usulan kepada Dirjen Pendidikan Vokasi

Terkait dengan hal tersebut maka dikembangkan kurikulum 21 yang menitik beratkan pada link n match + 8i yang diterapkan di 900 SMK pusat keunggulan. “Kurikulum ini hasil kajian dan rumusan bersama antara dunia industri, sekolah dan pemerintah
Kedepan semua SMK akan menerapkan kurikulum 2021, ” ujar Wikan.

blank
Ketua MGMP Tata Kecantikan Prov Jateng menyampaikan usulan pada Dirjen Pendidikan Vokasi terkait dengan pengembangan kompetensi Tata Kecantikan di Jateng

Dalam pertemuan virtual dengan Dirjen Vokasi, Indria Mustika juga mengungkapkan keinginannya untuk melakukab kolaborasi dengan MGMP Tata Busana di provinsi lain di Jawa dan juga dengan MGMP Tata Kecantikan.

Terkait dengan rencana tersebut Wikan Sakarinto memberikan apresiasi dan dukungan. “Segera ajukan program yang selaras dengan peta jalan pengembangan SMK dan juga kurikulum,” ujar Wikan Sakarinto.

blank
Para peserta penguatan MGMP tata Busana dan Kecantikan se Jawa bersama dirjen pendidikan vokasi

Dukungan terhadap kerjasama dengan SMK di Jawa, Ketua MKKS SMK Provinsi Jawa Tengah, Samiran juga memberikan dukungan langkah yang dinilai kreatif dan inovatif ini. “Kolaborasi adalah salah satu ciri yang harus kita kembangkan di era ini,” tuturnya.

Dalam rangka penerbitan buku teks yang ditulis oleh anggota MGMP Tata Busana Prov Jateng yang rencana diterbitkan oleh PT Sumber Media Kreasindo (PT SMK), maka dapat dilakukan penandatanganan MOu antar penulis dan penerbit. Diharapkan buku teks ini akan dapat memperkaya dan memperluas buku teks Prodi Tata Busana di Indonesia.

blank
Penyerahan berita acara naskah kerja sama antara MGMP Tata Busana Prov Jateng dengan Direktur PT Sumber Media Kreasindo (SMK)

Penguatan MGMP Tata Busana Provinsi Jawa Tengah ini juga terkait dengan rencana penerbitan buku ajar untuk prodi Tata Busana dan Majalah RatuRaja. Untuk rencana penerbitan ini, maka telah diberikan kembali teknik penulisan oleh Hadi Priyanto.

Hadepe