SEMARANG (SUARABARU.ID) Istighfar adalah permohonan ampun kepada Allah SWT akan segala perbuatan dosa yang telah diperbuat. Rasulullah SAW bersabda :
وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
“Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari)
Istighfar secara kontekstual bukan hanya bentuk ucapan saja, melainkan kesadaran dan pengakuan akan kesalahan yang telah diperbuat, ia menyadari karena kesalahan yang diperbuatnya pada hakikatnya adalah perbuatan dzolim terhadap diri sendiri dan akan kembali kepada pelakunya (Al-Qashash [28]: 16).
Rasulullah SAW seorang yang memiliki akhlaq mulia, Beliau selalu memohon ampun kepada Allah SWT melebihi kita yang acapkali berbuat dosa. Sebab Beliau sangat mengetahui sekecil apapun dosa yang diperbuat akan mengandung konsekwensi tidak ringan di hadapan Allah SWT.
Berkaitan istighfar ini dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa ciri orang bertaqwa yaitu mereka selalu memohon ampun atau beristighfar pada waktu sahur (sebelum fajar) (Ali ‘Imran [3]:17), dan ketika mereka berbuat salah mereka cepat memohon ampun kepada-Nya (Ali ‘Imron [3]: 135)
Karena Allah SWT tidak akan mengazab suatu kaum selama mereka beristighfar atau memohon ampun kepada-Nya (al-Anfal [8]: 33), di samping itu istighfar akan mengundang turunnya hujan rahmat bukan hujan azab, juga dengan isrighfar Allah SWT akan memberikan keturunan kepada siapapun (Nuh [71]: 10-12).
Maka sebagai hamba Allah yang beriman Allah SWT mengingatkan agar tidak boleh bosan untuk selalu beristighfar (az-Zumar [39]:53), karena Allah SWT akan selalu mengampuni orang-orang yang selalu memohon ampunan kepada-Nya (an-Nisā [4]: 110). Semoga bermanfaat.
(H. Asep Dadan Wildan, M.A)