SEMARANG (SUARABARU.ID) – Sejak kelahirannya 76 tahun silam, TNI telah menorehkan sejarah dalam perjalanan kehidupan bangsa Indonesia, sejarah yang selalu tertulis dengan tinta emas dalam perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan, menjaga Pancasila, bendera Merah Putih, UUD 1945, benteng kokoh untuk tetap tegaknya NKRI, serta garda terdepan penjaga kedaulatan bangsa.
“Saya mengapresiasi atas respon luar biasa dari rekan-rekan TNI dalam menjaga wilayah teritorial, dari Sabang hingga Merauke, Miangas sampai Pulau Rote. Saya angkat 2 jempol atas keterlibatan TNI dalam ikut memelihara kondusifitas daerah dan bangsa,” kata Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin saat memberi sambutan secara daring acara tabligh akbar dalam rangka HUT ke-76 TNI, Senin (4/10/2021).
Selain menjaga kedaulatan NKRI, lanjut dia. TNI juga membantu mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia. Di antaranya mengatasi persoalan kemiskinan, ketertinggalan, dan kesenjangan sosial.
Bahkan pada masa pandemi Covid-19, TNI terus bergerak bersama untuk menekan penularan Covid-19, serta membantu masyarakat menyediakan dan memfasilitasi vaksinasi.
Pada acara yang berlangsung secara daring dan dihadiri Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, serta para ulama tersebut, Taj Yasin meminta semua menghormati jasa para pejuang dan pendiri negara NKRI.
Jangan sampai ada mengatakan kepada yang berjasa menjaga dan memerdekakan negara Indonesia ini, dengan sebutan bahwa beliau-beliau telah tiada.
“Enggak, para pejuang masih hidup dan masih memberikan semangat kepada kita semua. Dan tentu semua itu tidak bisa kita rasakan, apabila kita tidak pernah mengenang jasa-jasa para pahlawan, para TNI,” tandasnya.
Ia menjelaskan, kemerdekaan Negara Republik Indonesia juga ditopang oleh laskar-laskar ulama di berbagai penjuru Tanah Air. Para ulama ikut andil dalam memerdekakan Indonesia ini, termasuk para ulama di daerah Rembang dan sekitarnya.
Sekitar 10 kelompok Mujahid yang memiliki prajurit dan bersenjata. Salah satunya Kiai Zubair yang merupakan ayahanda KH Maimoen Zubair yang menjadi panglima Mujahid atau laskar yang ada di bagian Timur Jawa Tengah.
“Alhamdulillah Kiai Zubair menyerahkan senjata dan tentaranya masuk ke bagian TNI. Artinya para ulama dan para TNI bersama-sama menyatu dan gabung untuk menjaga Negara Republik Indonesia,” katanya.
Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto, dalam sambutannya meminta semua komandan satuan, kepala bagian, para asisten, dan seluruh prajurit Kodam IV Diponegoro, untuk masing-masing mengevaluasi hal-hal yang baik dilanjutkan dan tingkatkan.
Namun jika terdapat kekurangan atau kesalahan, maka harus segera dievaluasi dan diperbaiki dengan harapan di masa yang akan datang akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik dibanding hari ini.
“Selain itu, di tengah hiruk pikuknya peringatan HUT ke-76 TNI dan HUT ke 51 Kodam IV Diponegoro, kita perlu menundukkan kepala seraya berdoa karena banyak prajurit kita yang telah gugur di beberapa daerah operasi atau di beberapa tempat karena menjalankan tugas,” katanya.
Herry Priyono