blank
Aviskha Izzatun Noilufar dan karyanya sebuah novel yang diberi judul Zaidun Wa Hindun.

JEPARA (SUARABARU.ID) – Geliat literasi di kota tempat Ibu Literasi Indonesia, RA Kartini  lahir dan dibesarkan mulai nampak. Kali ini seorang penulis muda berbakat bernama  Aviskha Izzatun Noilufar kembali melahirkan karyanya. Sebuah novel yang diberi judul Zaidun Wa Hindun.

Novel ini menjadi karya kedua mahasiswa Unisnu yang November nanti akan diwisuda. Karya pertama Aviskha Izzatun Noilufar adalah Tadarus Puisi yang terbit tahun 2020. Anak pertama dari dua bersaudara anak pasangan Sudono –  Solekhatun yang tinggal di Kecapi ini memang suka menulis sejak masuk semester tiga.

Novel Zaidun Wa Hindun yang diterbitkan oleh Penerbit Ruang Aksara, Jakarta tahun 2021 ini terdiri dari 370 halaman. Aviska membangun kisah dalam novel ini dengan setting kota Jepara dikenal sebagai kota ukir dan tiga tokoh perempuan yaitu  Ratu Shima, Ratu Kalinyamat dan RA Kartini.

blank
Novel Zaidun Wa Hindun karya Aviskha Izzatun Noilufar bisa dipezsan melalui aplikasi Shopee dengan harga Rp. 85 ribu.

Penulis ingin membawa pembaca Novel Zaidun Wa Hindun seakan-akan jalan-jalan di kota Jepara dan sekaligus mengajak membaca ulang sejarah kota Jepara. Walaupun tidak keseluruhan isinya sejarah. Sebab dalam novel ini Aviskha juga  menceritakan bagaimana kehidupan di pesantren dan bagaimana berproses mencari ilmu di pesantren.

Kalam yang berjalan

Dalam kata pengantarnya Aviskha Izzatun Noilufar  menuliskan, kalam yang berjalan dengan pena dan jari dengan niat ikhlas. Kalam yang lahir dari berfikir awal tidak mengetahui apa itu kalam, sampai mengetahuinya. Lafadh, yang tersusun berfaidah, dan memahamkan. Itulah kalam. Perjalanan mencari ilmu dari hal yang terkecil sampai hal yang terbesar, membutuhkan proses dan perjuangan. Awalnya tidak tahu menjadi tahu sehingga menjadi cinta.

Kecintaan saya pada konten materi Nahwu ini, yang telah mengantarkan saya mengerti akan ilmu-ilmu lain. Berawal dari hafalan Nahwu tingkatan rendah yaitu Jurumiyah. Dari situlah perjuangan santri salaf mengawali. Kemudian Umrithy, dan Alfiyah Ibn Malik. Tentunya tidak semudah itu menghafal ketiga kitab salaf tersebut. Dari susah sampai berhasil kemudian mengulanginya lagi gara-gara kehilangan akan hafalan yang lupa di ulang.

blank
Aviskha Izzatun Noilufar saat menyerahkan novel karyanya kepada Ustadz Misbahun Nasikin dari Pondok Pesantren A- Mustaqim Bugel Kedung

Dari sinilah Novel Zaidun Wa Hindun terbentuk menjadi karya untuk semangat berproses. Dan dari tokoh Inspiratif para sufi Rabiah Al-Adawiyah, Imam Ghazali, dan Jalaluddin Rumi yang mampu mengembangkan Novel ini bernuansa Nahwu Sufi.

Bukti cinta sang Tuhan pencipta alam semesta dan cinta akan ilmu. Teruntuk para santri jangan patah semangat untuk menjadi garda terdepan bagi umat. Pusaka terpenting yang di pegang santri adalah Nahwu dan Shorof. Dengan mengetahui akan ilmu  Nahwu dan Shorof maka akan mampu untuk memahami Kalamullah yaitu Al-Quran.

Walaupun Zaidun Wa Hindun ini di tulis awal mula dari Aplikasi Kwikku yang sudah sampai 15 Chapter, dan akhirnya sampai juga di bukukan sebanyak 28 Chapter. Terimakasih atas apresiasi dari para pembaca di Kwikku atau Di FB. Semoga karya ini bermanfaat dan menginspirasi. dan menumbuhkan kecintaan kita pada Allah dan utusannya/para nabi dan Rasul, Ulama, kiai, guru, pasangan, dan anak-anak.

Kaya nilai

Penulis menulis novel ini dengan tujuan ingin mengenalkan kota Jepara yang memiliki  sejarah. “Saya menulisnya  dalam bentuk Fiksi. “Sejatinya saya ingin agar anak muda Jepara gemar membaca dan mengerti sejarah,” ujar Aviskha Izzatun Noilufar yang juga nyantri nyantri di Pondok Pesantren Al-Mustaqim Bugel Kedung Jepara.

Menurut Fathur Rohman, M.Pd.I , Dosen FTIK UNISNU Jepara, membaca Novel Zaidun Wa Hindun ini melemparkan ingatan saya pada masa 25 tahun silam saat masih mondok.

Novel ini mampu menyampaikan secara detail romantika dan liku-liku perjuangan hidup di pesantren. Bagaimana sikap antara santriwan & Santriwati, bagaimana sikap santri kepada kiai dan bagaimana santri menyelesaikan problem, “Semua di sajikan disini secara natural dan  mengalir. Jauh dari kesan dramatisasi yang biasanya menjadi ciri sebuah novel,” ujar Fathur Rohman.

Uniknya menurut Fathur Rohman, semua ini di potret dengan sudut pandang dan dalam bingkai nahwiyah yang sangat santri sekali. “Nilai-nilai pesantren yang hendak di sampaikan dalam novel ini sangat gamblang  dan mudah di pahami, tanpa mengurangi kedalaman bahasa dan alur ceritanya. Novel yang tampak sederhana ini sejatinya kaya   nilai,” ungkap Fathur Rohman.

Bagi yang ingn memiliki novel Zaidun Wa Hindun karya Aviskha Izzatun Noilufar dapat pesan aplikasi Shopee dengan harga Rp. 85.000,-

Hadepe