SEMARANG (SUARABARU.ID) – Penduduk lanjut usia di Kota Semarang terus bertambah dengan semakin meningkatnya harapan hidup para lansia.
Namun, di sisi lain dengan bertambahnya jumlah penduduk lansia, fokus pelayanan kesehatan pada kelompok lansia juga diharapkan meningkat, mengingat lansia masuk dalam kelompok rentan.
Sebuah inovasi pun hadir di Kota Semarang bernama model Circuit Station, pada lansia di Kota Semarang akan dilakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh. Adapun sistem yang diterapkan dalam Circuit Station merupakan bentuk modifikasi dari program BPJS Kesehatan yang sudah banyak dikenal masyarakat, yaitu Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis).
Secara detail pada lansia dilakukan skrining untuk mendeteksi penyakit lanjut usia atau kronis. Apabila terdapat lansia yang terdeteksi suatu penyakit, maka akan segera dilakukan sistem rujukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sasaran dari kegiatan ini adalah lansia yang mempunyai penyakit hipertensi dan diabetes melitus.
Terkait program itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi sendiri mengapresiasi inovasi yang diinisiasi oleh tim Pengabdian Masyarakat Lanjut Usia Universitas Diponegoro tersebut. Hal itu disampaikan Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu saat membuka Layanan kesehatan lansia Puskesmas dan Klinik Pratama di Klinik Graha Syifa Gunungpati, beberapa waktu lalu.
‘’Layanan ini tentu menjadi modifikasi yang luar biasa dalam pelayanan kesehatan termasuk bagi lansia. Kita tahu, lansia menjadi salah satu kelompok rentan yang butuh mendapat perhatian khusus selama pandemi covid-19 ini,’’ ungkap Hendi.
Lebih lanjut, dirinya juga menegaskan komitmen Pemerintah Kota Semarang dalam mewujudkan layanan kesehatan paripurna bagi seluruh warga Kota Semarang. Salah satunya menurut Hendi adalah program UHC atau Universal Health Coverage.
Hendi memastikan siapapun warga Kota Semarang bisa mendapatkan layanan kesehatan gratis, menjadi kunci dan prioritas utama yang terus diperjuangkan melalui alokasi anggaran yang besar sehingga meng-cover layanan kesehatan yang baik bagi warga.
‘’Pengalaman penanganan covid-19 menjadi pelajaran yang membuka mata kita semua tentang pentingnya ketersediaan rumah sakit serta tenaga dokter dan medis yang saat ini relatif masih kurang,’’ tegas Hendi.
Dirinya pun berterima kasih kepada semua pihak termasuk jajaran tenaga medis Universitas Diponegoro dalam partisipasi aktif penanganan covid-19 di Kota Semarang.
Tercatat, kasus covid-19 di Kota Semarang meski belum selesai telah mengalami penurunan menjadi hanya 38 kasus aktif, menurun signifikan dibanding kasus Juni lalu yang mencapai ribuan kasus. Kondisi ini, lanjut Hendi, harus terus dipertahankan dan dijaga bersama dengan disiplin protokol kesehatan serta percepatan vaksinasi.
Hery priyono