SEMARANG (SUARABARU.ID)– KONI Jateng bisa menerima dan bersikap positif, terhadap Surat Keputusan (SK) KONI Pusat No 102 Tahun 2021 tertanggal 7 September 2021, tentang penyelenggaraan nomor pertandingan kurang dari lima provinsi pada PON XX di Papua.
Dalam SK yang diteken Ketua KONI Pusat, Marciano Norman itu, mengatur penghitungan medali bagi mata lomba atau nomor pertandingan yang diikuti kurang dari lima provinsi.
Aturannya, jika nomor pertandingan diikuti dua provinsi dan tiga atlet, maka hanya memperebutkan medali emas. Kalau peserta tiga provinsi dan diikuti empat atlet maka penghitungannya emas dan perak.
Kemudian kalau empat provinsi dan empat atlet penghitungannya emas dan perak. Dan jika pesertanya empat provinsi dan lebih dari empat atlet, juga hanya emas dan perak.
Sebagaimana keterangan dalam SK itu, keputusan ini diambil berdasarkan hasil Chief de Mission (CdM) Meeting ketiga, dan Delegation Registration Meeting di Kota Jayapura, pada 26-28 Agustus lalu.
Koordinator Bidang Teknik atau Komandan Pelatda PON Jateng, Mugiyo Hartono yang mengikuti CdM di Jayapura menyebutkan, Jateng mengambil sisi positif atas keputusan itu.
BACA JUGA: MAN Kendal Bentuk ‘Posko Sekolah Sehat’ dan Gelar Vaksinasi bagi Guru dan Siswa
Diakui dia, Jateng termasuk provinsi yang mengikuti nomor sepi peminat itu. Sejumlah nomor sepi peminat atau kurang dari lima provinsi ada di cabor renang, angkat besi, atletik, tarung derajat dan wushu.
”Waktu CdM memang memutuskan, demi alasan pembinaan dan menghargai atlet yang telah bekerja keras, nomor yang diikuti kurang dari lima provinsi tetap dipertandingkan,” kata Kabid Binpres KONI Jateng itu.
Menurut Mugi, Jateng sendiri memandang ini sebagai keuntungan. Pasalnya, rivalitas menjadi tidak begitu ketat, sehingga peluang meraih medali emas terbuka.
BACA JUGA: Bupati Kebumen Resmikan Universitas Muhammadiyah Gombong
Disinggung soal penyebab minimnya peserta di nomor-nomor tertentu itu, Mugi menyakini karena faktor budget di masing-masing provinsi. Kecuali itu, alasannya pada tingkat peluang meraih medali.
”Provinsi yang mengirim atlet tentu akan berpikir pada tersediannya anggaran dan potensi meraih medali,” pungkasnya.
Riyan