blank
Salah satu penyandang disabilitas ketika mengikuti program vaksinasi di Gedung Adipura Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonosobo dr Mohamad Riyatno MKes mengatakan Kementerian Kesehatan RI menggolongkan penyandang disabilitas fisik dan mental sebagai kelompok rentan terhadap paparan penyakit Covid-19.

“Karena itu, kami diminta memprioritaskan penyandang disabilitas untuk penerima vaksin Covid-19 agar ikut terlindungi,” demikian diungkapkan dr Mohamad Riyatno, MKes, saat dihubungi wartawan melalui pesan singkat, Jumat (10/9).

Pihaknya sudah melaporkan kepada Kemenkes RI dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah agar mengalokasikan vaksin khusus bagi para penyandang disabilitas fisik dan mental yang ada di Wonosobo.

“Dari laporan tersebut sudah ditindaklanjuti dengan memberikan alokasi vaksin Sinopharm secara bertahap yang diterimakan kepada DKK Wonosobo. Vaksin langsung diberikan pada penyandang disabilitas,” katanya.

Menurutnya, sesuai data di DKK, vaksin sudah didistribusikan ke Puskesmas yang ada. Selain itu, juga disalurkan langsung melalui vaksinasi di tempat terpusat di Gedung Adipura, desa dan door to door atau jemput bola dengan mendatangi ke rumah disabilitas.

Dari data di Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos PMD), para penyandang disabilitas tersebut sudah dilaporkan ke Kemenkes RI dan Dinkes Provinsi Jateng agar mendapatkan laokasi vaksin.

“Alhamdulillah sudah diberikan secara bertahap. Sudah kami distribusikan ke Puskesmas sesuai jumlah sasaran dari data di DKK Wonosobo. Selain itu, juga disalurkan langsung terpusat di desa-desa dan door to door,” ungkapnya.

Dia menambahkan kenapa vaksinasi juga disalurkan melalui Puskesmas dan desa. Karena sebaran penyandang disabilitas lebih banyak tersebar di wilayah pedesaan.

Tidak Mudah

blank
Penyandang disabilitas menjadi prioritas untuk mendapatkan program vaksinasi Covid-19. Foto : SB/Muharno Zarka

“Mereka beragam. Ada yang masih mampu beraktivitas dan banyak juga yang tidak mampu beraktifitas. Sehingga harus didatangi petugas vaksin. Vaksinasi dilakukan petugas dari Puskesmas bekerjasama dengan elemen yang ada di wilayah,” terangnya.

Programer Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa (PTM Keswa) DKK Wonosobo Pujiyanti, menyampaikan prosentasi capaian vaksinasi yang dilaporkan hari ini sudah mencapai 67,61 persen. Dari total 3915 sasaran.

“Capaian vaksinasi sampai saat ini belum mencapai seratus persen. Teman-teman masih jalan sampai selesai. Capaian yang dilaporkan sudah mencapai 67,61 persen dari total 3915 sasaran,” ungkapnya.

Puji menuturkan pelaksanaan vaksinasi bagi disabilitas dan ODGJ memang tidak mudah. Sehingga harus dilakukan door to door. Berbagai kendala ditemui di lapangan, misal kondisi yang tidak memungkinkan. Saat dikunjungi sasaran tidak berada di rumah dan ada yang menolak.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Dinsos PMD, Heny Wijiastuti, mengatakan data penyandang disabilitas dan ODGJ tahun 2020 di Wonosobo secara keseluruhan tercatat berjumlah 7496 orang. Namun tidak semua menjadi sasaran vaksin karena terkendala aturan yang ada.

“Data tahun 2020 total ada 7.496. Namun karena aturan yang ada tidak semua bisa divaksin. Dari data itu, pada bulan Mei tahun ini, coba diverval dan pertengahan Juni dikirim ke DKK Wonosobo,” ujarnya.

Dikatakan, banyak tantangan dalam proses vaksinasi ini. Salah satunya perlu edukasi dan pemahaman pentingnya vaksinasi bagi penyandang disabilitas. Karena ada beberapa dari mereka tidak mau divaksin.

“Ada layanan antar jemput bagi disabilitas untuk wilayah yang tidak ada layanan jemput bola.
Daerah yang ada layanan jemput bola, Dinsos PMD dibantu TKSK, ikut bersama tim Puskesmas untuk layanan door to door,” pungkasnya.

Muharno Zarka