WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat meminta relawan BPBD dan personil Basarnas selalu berdinergi dan berkolaborasi saat melakukan penanganan bencana alam di lapangan. Apalagi antara BPBD dan Basarnas punya visi dan missi yang sama yakni untuk kemanusian.
“Jika semua mengedepankan kebersamaan, gotong royong dan keikhlasan seberat apapun beban yang dipikul akan mudah diatasi bersama. Apalagi Wonosobo merupakan daerah zona merah bencana alam, berupa banjir, tanah longsor, angin ribut dan kebakaran,” ujarnya.
Orang nomer satu di Wonosobo itu, mengatakan hal tersebut, saat memimpin apel pagi di Kantor Pelaksana BPBD Wonosobo, Senin (6/9), di halaman kantor setempat. Apel diikuti Kalak BPBD dan seluruh ASN, Tim Pusdalops, pasukan Damkar dan relawan BPBD.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati M Albar, Asisten Setda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) M Aziz Wijaya, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Prayitno dan Kepala Pelaksana BPBD, Bambang Trie.
Apel lengkap di Kantor Pelaksana BPBD tersebut merupakan kali pertama dilaksanakan di tahun 2021 semenjak pelantikan Bupati Afif Nurhidayat dan Wakil Bupati Wonosobo M Albar. Usai apel, Afif-Albar menggelar ramah tamah dengan keluarga besar Kantor Pelaksana BPBD.
Menurut Afif, karena merupakan daerah zona merah bencana alam, maka kehadiran relawan BPBD sangat penting. Hanya Pemkab Wonosobo mampu menyediakan sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana yang cukup memadai.
“Namun demikian, relawan BPBD harus tetap optimis. Dengan spirit kebersamaan dan gotong royong, semua bisa dilakukan. Apa arti punya sarana dan prasarana bagus dan SDM yang banyak tapi tidak bekerja secara maksimal dan nyaman,” tegasnya dengan nada tanya.
Bentuk RPB
Yang penting, lanjutnya, dengan modal keikhlasan dengan mencurahkan seluruh tenaga, waktu dan pikiran selama 24 jam, hal itu sudah bagus dan sangat luar biasa. Karena tidak ada institusi lain yang jam kerjanya sehari semalam kecuali BPBD.
“Jadikan Markas Kalak BPBD menjadi rumah sendiri. Saya ingin nanti di setiap desa paling tidak ada 5 orang relawan BPBD atau Basarnas. Armada mobil Damkar juga perlu di tambah. Sehingga jika ada kasus bencana alam, bisa cepat tertangani,” harapnya.
Pihaknya dalam waktu dekat akan mengumpulkan Camat, Kepala Desa dan Kepala Kelurahan untuk bisa memfasilitasi pelatihan dan pendidikan relawan bencana alam hingga ke tingkat Desa/Kelurahan. Tujuanya agar mereka cepat memahami persoalan penanganan kebencanaan.
Kepala Kalak BPBD Bambang Trie menyampaikan bahwa personil dan SDM di BPBD saat ini memang sangat minim. Tidak sebanding dengan tugas dan tanggung jawab yang diemban dalam menangani masalah kebencanaan di wilayah Wonosobo.
“Walaupun dengan keterbatasan personil yang ada, saya merasa bangga karena relawan dengan semangat dan tangguh dapat mengatasi permasalahan kebencanaan yang sewaktu-waktu muncul, dengan baik. Disokong personil yang siap siaga 24 jam sangat membantu BPBD dalam menjalankan tugas kebencanaan,” tuturnya.
Dalam waktu dekat sesuai arahan Bupati, kata dia, akan dilaksanakan rapat koordinasi dengan para pemangku wilayah untuk membentuk Relawan Penanggulangan Bencana (RPB). Sebab di beberapa kecamatan ada yang belum terbentuk tim relawan. Keberadaan RPB akan jadi patner kerja yang handal dalam menangani bencana.
“Saya terus akan menggandeng para relawan yang ada di seluruh penjuru wilayah Wonosobo. Selalu mengedepankan kekompakan dan kegotong-royongan agar semua pekerjaan dan permasalahan yang ada dapat diatasi bersama dengan baik,” pungkasnya.
Muharno Zarka