WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Saat ini status daerah Wonosobo masuk Level 3 dalam pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat atau masuk zona orange pada pandemi global Covid-19.
Berdasarkan mapping peta penyebaran dan penularan penyakit Covid-19 di masyarakat, Kabupaten Wonosobo mengalami penurunan kasus yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir ini.
Sekretaris Daerah (Sekda) Wonosobo, One Andang Wardoyo, Jumat (3/9), menegaskan bermodal hal itu sekolah di Wonosobo saat ini sedang bersiap untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas dan simulasi PTM, karena sudah masuk zona orange wabah virus corona.
“PTM Terbatas ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Karena selama pandemi global Covid-19, yang hampir mencapai durasi dua tahun itu, memaksa siswa mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan dengan cara virtual atau daring,” katanya.
Kondisi tersebut, lanjut dia, jika berlangsung terlalu lama akan sangat berpengaruh terhadap kualitas dunia pendidikan. Banyak siswa mengeluh dan merasa jenuh karena terus-menerus mengikuti PJJ dari rumah. Materi pelajaran yang disampaikan guru secara daring tidak bisa diserap secara maksimal oleh peserta didik.
Karena itu, Sekda Wonosobo meminta semua pihak untuk menyamakan persepsi dalam rangka mempertahankan kondisi yang semakin baik ini. Tidak boleh kendor dalam menerapkan disiplin protokol kesehatan (prokes) Covid-19, agar kondisi yang sudah baik ini tetap bisa dipertahankan.
“PTM Terbatas ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Karena sudah dua tahun tidak ada PTM di sekolah. Harus disamakan dulu persepsinya. Jangan sampai kendor meskipun sudah masuk Level 3. Tetap waspada pada virus corona dengan varian baru,” tegasnya.
Sarana Prokes
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonosobo dr Mochamad Riyatno MKes, mengharapkan sekolah harus mempersiapkan sarana-prasarana prokes Covid-19. Melakukan secreening terhadap siswa, guru dan tenaga kependidikan yang akan mengikuti PTM Terbatas dan simulasi PTM.
“Satgas Covid-19 tingkat Kabupaten, Kecamatan, Desa/Kelurahan juga harus selalu melakukan monitoring ke setiap satuan pendidikan yang menggelar PTM Terbatas dan simulasi PTM. Pastikan betul bahwa prokes Covid-19 diterapkan selama berlangsung PTM Terbatas dan simulasi PTM,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), M Kristijadi mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan surat edaran terkait PTM Terbatas berdasarkan SKB 3 Menteri, yakni Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tehnologi, Menteri Agama dan Menteri Kesehatan.
“Sebelum penyelenggaran PTM Terbatas, akan dilakukan simulasi PTM terlebih dahulu. Siswa yang mengikuti PTM Terbatas harus mendapat izin orang tua dan pihak sekolah juga diijinkan Satgas Covid-19 Kabupaten. Orang tua/wali siswa musti memastikan anaknya disiplin menerapkan prokes Covid-19,” tandasnya.
Pihak Disdikpora Wonosobo, menurutnya, juga telah menyiapkan tim untuk melakukan monitoring dan juga ceklis syarat yang harus dilengkapi untuk penyelenggaraan PTM Terbatas dan simulasi PTM. Sebelum betul-betul PTM Terbatas dilaksanakan, segala persyaratan harus dipenuhi dulu.
“Rencananya simulasi PTM akan dilaksanakan pada 8 September 2021, dan maksimal 21 September 2021. Silahkan Satgas Covid-19 tingkat Kecamatan/Desa/Kelurahan untuk mengecek sekolah berdasar ceklis yang sudah dibuat,” pintanya.
Sekda One Andang kembali meminta dan menegaskan sekolah, guru, siswa, tenaga kependidikan dan wali murid, untuk konsisten dengan peraturan yang ada. Jangan sampai ada yang abai terhadap prokes Covid-19 saat dibuka PTM Terbatas dan simulasi PTM.
“Saya minta tidak cuek dengan kondisi ini. Tetap lakukan monitoring. Masih ada waktu untuk mempersiapkan simulasi PTM dan PTM Terbatas.
Ada 35 sekolah yang akan membuka PTM Terbatas. Sekolah lainnya akan mengikuti simulasi PTM terlebih dahulu,” tegasnya.
Muharno Zarka