blank
Ketua Dewan Pers, Muhammad Nuh

SEMARANG(SUARABARU.ID)-Rektor Unissula Drs Bedjo Santoso MT PhD akan menyerahkan penghargaan Budaya Akademik Islami Award (Budai Award) kepada Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA dalam rapat senat terbuka peringatan tahun baru hijriyah yang dihelat di kampus Unissula, Selasa (31/8).

Mantan Menteri pendidikan dan kebudayaan tersebut terpilih karena dianggap sosok yang berjasa dalam memajukan pendidikan di Indonesia.

Mohammad Nuh lahir di Surabaya 17 Juni 1959. Sosok santun tersebut mengawali pendidikan tingginya di Institus Teknologi Sepuluh Novemver (ITS) Surabaya.

Setelah lulus tahun 1983 setahun berselang  ia mengawali kariernya sebagai dosen di almamaternya tersebut hingga berhasil dipercaya memegang tampuk kepemimpinan tertinggi sebagai rektor ITS di usia 42 tahun dan tercatat sebagai rektor termuda ITS.

Kecemerlangan kariernya sebagai pendidik terus bersinar terang hingga dipercaya menjadi menteri pendidikan dan kebudayaan periode 2009-2014. Ia juga pernah menjadi menteri Komunikasi dan Informatika periode 2007-2009.

Berbagai jabatan penting pernah diembannya antara Direktur PENS ITS, Ketua ICMI Jatim, Pengurus PCNU Surabaya, Sekretaris Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya, Anggota Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya, serta Ketua Yayasan Pendidikan Al Islah Surabaya.

Kepeduliannya pada pendidikan sungguh luar biasa, karena ia ingin melihat putra putri di negeri ini menikmati pendidikan yang layak terlepas dari latar belakang dan status sosial orang tuanya baik miskin maupun kaya.

Hal itu pula yang tercermin dalam berbagai kebijakan yang diambilnya untuk membuka akses pendidikan bagi semua. Mohammad Nuh juga dikenal sebagai seorang kiai yang sering memberi ceramah dan khutbah jumat di berbagai masjid di Surabaya dan dikenal sebagai Ulama.

Sosoknya yang mengayomi serta pemikiran pemikirannya yang jernih membuatnya dibutuhkan banyak kalangan termasuk dunia pers Indonesia. Melalui kepemimpinannya sebagai ketua dewan pers saat ini kita semua berharap beliau mampu menjaga dunia pers Indonesia sebagai sesuatu yang bermartabat dan mencerahkan.

Berbagai kesuksesan yang diraihnya bukan didapat dengan mudah karena sejak lahir ia dibesarkan dalam keluarga petani yang sederhana beserta sembilan saudara kandung lainnya.

Sejak kecil ia terbiasa dididik orang tuanya untuk bekerja keras, senantiasa jujur dan menyandarkan hidup hanya kepada Allah SWT serta optimis dalam menyikapi berbagai persoalan kehidupan.

Membaca kisah sukses seorang Mohammad Nuh seharusnya bisa menginspirasi bagi siapapun untuk senantiasa bekerja keras dan optimis terlebih bagi  anak anak muda negeri ini yang merupakan pewaris dan penerus masa depan Indonesia tercinta.

Dengan penuh rasa hormat dan bangga ijinkan kami Universitas Islam Sultan Agung memberikan penghargaan Budaya Akademik Islami Award tahun 1443 H – 2021M pada Tokoh Peduli Pendidikan Kaum Dhuafa kepada, Prof Dr Ir KH Mohammad Nuh DEA.

Nur/Unissula

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini