blank
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menjadi abang becak, sementara pembentor Mamat jadi penumpangnya.(Foto:Humas Pacitan)
PACITAN (SUARABARU.ID) – Ini menjadi momen langka yang tidak pernah terbayangkan. Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, tampil menjadi abang becak (mbecak).

Sementara Si Abang Becak Bermotor (Bentor), Mamat, ganti menjadi penumpangnya. Kejadian yang tidak selazimnya ini, berlangsung bersamaan saat pembagian bantuan sembako.

Humas Pemkab Pacitan, mengabarkan, tentu saja ini membuat Mamat, warga Desa Cokrokembang, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, mendadak jadi gugup, tertegun dan bengong.

Pria paruh baya tersebut, sehari-hari mencari nafkah sebagai abang becak. Bentor, menjadi sarana menghidupi diri dan keluarganya.

Bersamaan dengan momentum peringatan HUT Ke 76 Kemerdekaan RI, Mamat, menerima bantuan sosial (Bansos) sebagai warga yang terdampak Covid-19.

Tidak Menyangka

”Kula mboten nggrahita, Pak Bupati ngendika cobi kula tak ngampil bentoripun (Saya tidak menyangka, Pak Bupati bilang pinjam bentor),” ujar Mamat.

blank
Setelah tampil menjadi abang becak, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, berkenan membagi-bagikan bansos sembako kepada 100 abang becak yang terdampak Covid-19.(Foto: Humas Pacitan)

Ini membuat Mamat, Si Abang Bentor mendadak jadi bengong, tatkala orang nomor satu di Kabupaten Pacitan tersebut minta dia untuk menjadi penumpangnya.

Dengan mengendarai Bentor, Bupati Indrata Nur Bayuaji, menempuh route dari Kantor Kecamatan ke Kantor Eks Kawedanan Lorok. Sepanjang perjalanan, Bupati yang mantan Legislator ini, mengajak ngobrol Mamat.

Bupati menyatakan, baru kali itu menjadi Abang Becak. Kesannya, mengendarai Bentor ternyata lebih gampang dibandingkan dengan becak pancal.

Sampai di tempat tujuan, Bupati kemudian membagi-bagikan sembako Bansos Program Grindulu Mapan kepada 100 abang becak terdampak PPKM Darurat.

Bambang Pur