blank
Greysia Polii berpose setiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (4/8/2021). Foto: dok/ist

JAKARTA (SUARABARU.ID)– Pebulutangkis ganda putri Indonesia, Greysia Polii mengungkapkan alasan atas kebiasaannya yang kerap menebar senyum saat bertanding di lapangan, termasuk dalam laga final ganda putri Olimpiade Tokyo 2020.

Menurut Greysia, kebiasaan itu terbentuk karena dia terinsipirasi legenda bulutangkis perempuan Cina, Gao Ling, yang suka melemparkan senyuman ketika sedang bertanding di lapangan, termasuk saat berhadapan dengan dirinya.

”Saya belajar dari salah satu pemain Cina senior dulu. Dia jago banget namanya Gao Ling. Bola dia mau mati, dia senyum terus. Terus saya bilang, ini orang kayaknya hidupnya enggak ada beban ya, bermainnya kok enak banget,” ungkap Greysia, dalam jumpa pers bersama Komite Olimpiade Indonesia (KOI), yang dilakukan secara virtual di Jakarta, Jumat (6/8/2021).

BACA JUGA: Tiga Warga Dilaporkan Hilang di Lereng Gunung Ungaran

Sejak saat itu, Greysia mulai mencari tahu dan menemukan, bahwa kebiasaan tersenyum saat sedang bertanding itu tidak hanya bisa meningkatkan kepercayaan diri, tetapi juga mampu memancarkan aura positif kepada pasangannya, sehingga dapat membantu menurunkan ketegangan selama di lapangan.

Tak hanya itu, kebiasaan tersenyum, menurut Greysia, juga bisa mempengaruhi psikologis lawan.

”Saya pernah melawan Gao Ling, saya sampai kesal sendiri. Aduh sebel banget. Kok dia seperti menyepelekan saya, ya senyum-senyum terus. Tapi dia jago, saya juga tidak pernah mengalahkan dia,” imbuh atlet berusia 33 tahun itu.

BACA JUGA: Haiti Minta PBB Lakukan Penyelidikan Atas Pembunanan Presiden Jovenel Moise

Selain dikenal sebagai pemain yang hebat di lapangan, Gao Ling juga dikenal sebagai pebulutangkis yang murah senyum. Dia juga dianggap sebagai legenda pemain ganda, karena bisa meraih empat medali (dua emas, satu perak, satu perunggu) dalam dua Olimpiade secara berturut-turut, yakni di Sydney 2000 dan Athena 2004.

Gao Ling yang pensiun pada 2008 itu, juga telah memenangi gelar di hampir setiap turnamen bergengsi. Antara lain peraih empat gelar di Kejuaraan Dunia, tiga di antaranya pada sektor ganda putri bersama Huang Sui (2001, 2003, dan 2006), dan satu di ganda campuran bersama Zhang Jun pada 2001.

Perempuan yang kini berusia 42 tahun itu, juga sempat mencatatkan rekor dengan perolehan enam gelar ganda putri secara beruntun di All England pada periode 2003-2008.

Riyan