KUDUS (SUARABARU.ID) – Bupati Kudus Hartopo meminta para Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kudus tak perlu menggelar demo dalam menyikapi pelaksanaan PPKM Darurat hingga Level 4 saat ini. Hartopo meminta agar aspirasi PKL bisa dilakukan dengan baik-baik.
“Jangan demo, karena ini pandemi, audiensi saja, nanti kami beri waktu untuk audiensi,” ucap Hartopo usai menghadiri Rapat koordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 Pusat, Jumat (30/7).
Hartopo mengaku sudah mendapat informasi atas adanya rencana aksi para PKL tersebut. Namun demikian, pihaknya mewanti-wanti agar penyampaian keluh kesah PKL tersebut tidak perlu dilakukan secara demo karena bisa memicu penularan Covid-19.
Lebih lanjut, Hartopo menjanjikan adanya kelonggaran dalam pembatasan berjualan para PKL maupun usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) ketika Kabupaten Kudus dinyatakan turun level nanti. Namun untuk saat ini, pihaknya berharap para PKL maupun pelaku usaha lainnya bisa patuh dengan aturan yang berlaku.
“Ini kan (level 4) masih sampai 2 Agustus, nanti setelah itu bagaimana kita ikuti saja,” tutur dia.
Hartopo sendiri, kembali menyampaikan jika Kabupaten Kudus sebenarnya telah masuk dalam kategori level 2. Namun memang ada sejumlah pertimbangan yang dilakukan pemerintah pusat, sehingga statusnya tetap level 4.
Pertimbangan tersebut diantaranya adalah ketentuan aglomerasi di mana Kudus berada di tengah-tengah daerah lain yang angka penularannya masih tinggi. Sehingga, meski penularan di Kudus sudah berkurang, pengetatan tetap dilakukan agar tidak menarik arus masyarakat dari daerah lain.
“Sebenarnya saya juga kasihan, nanti kalau ada evaluasi diberi kelonggaran,” jelas Hartopo.
Diketahui, pemberlakukan PPKM Darurat hingga PPKM level 4 sangat berdampak pada perekonomian masyarakat. Salah satunya adalah PKL yang mana cukup merasakan dampaknya.
PKL yang terkena dampak paling parah adalah PKL di kawasan Balai Jagong Wergu Wetan. Ratusan PKL di kawasan ini bahkan sudah tidak berjualan menyusul penutupan Balai Jagong sejak usai lebaran lalu.
Kondisi yang sama juga dialami pedagang kuliner di Taman Bojana. Para pedagang di lokasi ini setiap harinya sepi pembeli karena akses jalan menuju Alun-alun Simpang Tujuh Kudus ditutup akibat pemberlakuan PPKM.
PKL Kuliner di kawasan City Walk Sunan Kudus juga memilih untuk meliburkan diri dan berjualan di rumah sementara waktu karena selama PPKM omzet mereka turun drastis.
“Harapannya memang perputaran ekonomi bisa berangsur pulih lagi, karena saat ini juga daya beli pelanggan mulai menurun, mungkin mereka merasa untuk memilih tidak boros dahulu,” jelas Ketua Paguyuban PKL City Walk, Mundloha.
Tm-Ab