blank
Pembahasan pemenuhan oksigen dibahas dalam Rakor Ketersediaan Oksigen Medis Jawa Tengah, yang digelar di Kantor Gubernur Jateng, Selasa (13/7/2021). Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, terus berupaya menutup kekurangan pasokan oksigen di wilayahnya. Sejumlah upaya dan alternatif mempercepat penambahan suplai serta distribusi pun diambil, dengan mengedepankan situasi kedaruratan.

Dalam Rakor Ketersediaan Oksigen Medis Jawa Tengah di Gubernuran, Selasa (13/7/2021), dibahas lima alternatif. Dari teknis distribusi yang terkendala akses rumah sakit, konversi oksigen industri ke kesehatan, penghematan oksigen oleh rumah sakit, instalasi oksigen generator, hingga penggabungan perusahaan suplier oksigen.

”Kita mencoba meminta melalui pemerintah pusat, supaya dikonversi. Konversi lah yang dari industri ke kesehatan, agar kekurangan bisa terpenuhi,” ujar Ganjar.

BACA JUGA: DPRD Jepara, Monitoring PPKM Darurat dan Serahkan Kursi Roda

Masalah lainnya adalah teknis pengiriman. Sebab, seringkali transporter atau pengangkut oksigen isotank yang berukuran besar (isotank), tidak bisa masuk ke rumah sakit.

”Transporter yang gede-gede ini tidak mungkin, karena rata-rata rumah sakitnya tidak menyiapkan jalan masuk yang lebih lebar. ‘Waduh pak ada gapurane, ada pagere pak’. Nah saya bilang, kalau seperti itu dirobohkan saja gapuranya, wong sudah darurat,” tegas Ganjar.

Penggunaan oksigen generator di rumah sakit menjadi opsi yang menarik dibahas. Sebab dengan begitu, rumah sakit bisa memproduksi oksigennya sendiri. Namun hal ini jelas tidak bisa instan, karena peralihan ke oksigen generator butuh waktu untuk instalasi.

BACA JUGA: Panglima TNI dan Kapolri Tinjau Vaksinasi di Pesantren Minhaajurrosyidiin Jaktim 

Alternatif lainnya yakni, penghematan oksigen di rumah sakit. Caranya dengan mengganti alat dari High Flow Nasal Cannula (HFNC) ke Continuous Positive Airway Pressure (CPAP), yang aliran oksigennya tidak terlalu tinggi. Selain itu, harganya lebih terjangkau.

”Itu sudah dipraktikkan di rumah sakit Moewardi. Maka tadi kita sampaikan sama Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) apakah setuju, minimal dari sisi penghematan. Jadi gerakannya di hulu kita mencari, transporternya aman, rumah sakit bisa berhemat tapi ini sustain. Sehingga kemudian stok yang ada di rumah sakit itu mencukupi untuk mengkaver pasien,” tegasnya.

Selain itu, Ganjar juga berencana menggabungkan pengelolaan perusahaan supplier dengan distributor oksigen, di masa darurat ini. Sehingga pelaksanaannya bisa terbuka dan lebih cepat mengatasi ketersediaan oksigen ini.

”Perusahaan-perusahaan supplier yang ada, distributor yang ada kita mau gabungkan agar punya MoU, sehingga menjadi open akses. Kalau nggak nanti sendiri-sendiri, ‘ini punyaku kok, saya nggak mau setor sana kok’, nggak bisa, ini kondisi darurat,” tandasnya.

Riyan-Mul