blank
Para tersangka dalam pembunuhan Presiden Jovenel Moise, yang ditembak mati Rabu pagi di rumahnya, ditunjukkan kepada media di Port-au-Prince, Haiti, Kamis (8/7/2021). Antara

WASHINGTON (SUARABARU.ID) – Amerika Serikat (AS) masih mempertimbangkan permintaan PM sementara Haiti, Claude Joseph, agar AS mengirim pasukan ke negara itu untuk membantu pengamanan bandara dan infrastruktur lainnya, menyusul pembunuhan Presiden Jovenel Moise.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki pada Senin (12/7/2021) mengatakan kepemimpinan politik di Haiti masih belum jelas sehingga amat penting bagi negara itu untuk bersama-sama memetakan jalan menuju persatuan.

“Masih dipertimbangkan,” kata dia tentang permintaan pasukan oleh Haiti. Saat ditanya apakah permintaan itu telah ditolak, Psaki menjawab, “Tidak.”

Baca Juga:Sambaran Petir Akibat Hujan Lebat Tewaskan Hampir 70 Orang di India

Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada pers Senin (12/7/2021) bahwa pemerintahannya “mengamati secara seksama” perkembangan di Haiti.

“Rakyat Haiti berhak mendapatkan kedamaian dan keamanan, dan pemimpin politik Haiti perlu bersatu demi kebaikan negara mereka,” kata Biden.

Moise tewas ditembak pada Rabu di kediamannya di Port-au-Prince oleh sekelompok orang yang disebut otoritas Haiti sebagai tim pembunuh, termasuk 26 orang Kolombia dan dua orang keturunan Haiti-Amerika. Polisi Haiti mengatakan Minggu mereka telah menangkap seorang tersangka lainnya.

Baca Juga: Ribuan Orang Turun ke Jalan Akibat Krisis Ekonomi di Kuba

Seorang sumber di pemerintah AS mengatakan Senin (12/7/2021), setidaknya seorang keturunan Haiti-Amerika yang ditangkap atas dugaan terlibat dalam pembunuhan Moise, pernah menjadi informan bagi badan penegak hukum pemerintah AS.

Kematian presiden Haiti menjerumuskan negara bermasalah itu ke dalam kekacauan yang lebih besar. Para pejabat AS terbang ke sana pada Minggu (11/7/2021) untuk mengamati situasi dan bertemu tiga politisi yang saling bersaing untuk menggantikan Moise.

“Hal yang jelas tentang kunjungan mereka adalah tidak jelasnya masa depan kepemimpinan politik (di Haiti),” kata Psaki kepada pers.

Baca Juga: Jerman Tetapkan Spanyol sebagai Wilayah Berisiko Covid-19

Warga Haiti di ibu kota Port-au-Prince berencana melancarkan protes kepada Joseph pekan ini, menurut unggahan di media sosial. Hak Joseph untuk memimpin negara itu telah ditentang oleh dua politisi senior lain, Perdana Menteri-Ditunjuk Ariel Henry dan Presiden Senat Joseph Lambert.

Kekacauan politik bisa memperparah kemiskinan dan pelanggaran hukum berkepanjangan bagi kebanyakan rakyat Haiti jika pemerintah sementara hanya fokus pada penyelidikan pembunuhan Moise, kata Feckenson Cheri (33) yang tinggal bersama bibinya di ibu kota.

“Saya tahu mereka menangkap orang-orang yang mereka pikir telah membunuh presiden, tapi saya tak yakin mereka akan mengungkapnya. Yang kami perlukan adalah bantuan untuk menyelamatkan kami dari kesengsaraan,” katanya.

Baca Juga: DK PBB Dukung Upaya Uni Afrika Pada Konflik Bendungan Ethiopia

Emily Horne, juru bicara Badan Keamanan Nasional AS, mengatakan delegasi AS mengadakan pertemuan dengan Joseph dan Henry, dan pertemuan lain dengan Lambert, untuk “mendorong dialog yang terbuka dan membangun” agar tercapai kesepakatan yang memungkinkan Haiti menggelar pemilu bebas dan adil.

Pembunuh Bayaran

Kepolisian Haiti pada Senin (12/7/2021) mengeluarkan perintah penangkapan terhadap seorang warga negara Kolombia atas dugaan terlibat pembunuhan Moise. Media Kolombia mengatakan orang tersebut adalah pensiunan prajurit.

Kepolisian Kolombia mengatakan Senin (12/7/2021) mereka tak bisa memberikan hipotesis tentang kematian Moise dan mereka menghormati urusan negara Haiti. Hingga kini 18 orang Kolombia yang diduga terlibat dalam kasus itu telah ditangkap dan tiga lainnya tewas.

Baca Juga: Jumlah Korban Tewas Akibat Gedung Runtuh di Florida Jadi 64 Orang

Keluarga dari sebagian tersangka asal Kolombia, kebanyakan bekas tentara, mengatakan kerabat mereka disewa sebagai pengawal pribadi, bukan pembunuh bayaran, dan mereka tidak membunuh Moise.

Para tersangka awalnya dikontrak untuk melindungi Sanon dan kemudian diberi perintah untuk menangkap Moise, kata Kepala Polisi Nasional Haiti Leon Charles, Minggu (11/7/2021).

Sejumlah foto yang diklaim sebagai Sanon dengan sekelompok orang, termasuk tersangka lain dalam kasus itu, James Solages yang keturunan Haiti-Amerika, beredar di media sosial pada Minggu. Reuters belum dapat memeriksa keaslian foto-foto tersebut.

Seseorang bernama Sanon terdaftar daring sebagai seorang dokter yang bekerja di Florida, di mana sebuah perusahaan pengamanan disebut otoritas Haiti telah merekrut para tersangka.

Ant-Claudia