SEMARANG – Semenjak pandemi Covid 19 merebak aktifitas kajian di Pesantren Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung (Pesanmasa) resmi dihentikan. Para mahasantri yang setiap harinya memperdalam ilmu agama di sana mayoritas pulang kampung karena aktifitas pesantren yang diliburkan.
Ratusan kamar pesantren yang kosong saat ini dimanfaatkan untuk karantina mandiri para pasien yang secara laboratorium terkonfirmasi Covid-19, dan dalam keadaan tidak bergejala berat. “Pesantren Covid-19 ini diperuntukkan untuk seluruh civitas di lingkungan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) baik tenaga kesehatan, dosen, guru, maupun karyawan yang secara laboratorium terkonfirmasi Covid-19, dan dalam keadaan tidak bergejala berat. Pasien ini akan diisolasi selama 10 hari ditambah 3 hari tanpa gejala”, ungkap Wahyu Endang Setyowati SKM MKep yang merupakan sekretaris tim Gugus Covid 19 Unissula (9/7).
lebih lanjut ia menjelaskan bahwa terhitung sejak tiga bulan pandemi dimulai tahun 2020 lalu, Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) sudah mempersiapkan Pesanmasa sebagai karantina pasien Covid-19. Adapun pengelolaannya terdiri oleh tiga komponen, yaitu Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSISA), dan Lazis. Dimana Unissula adalah pihak yang mempersiapkan fasilitas mulai dari isi ruangan hingga bed tidur, RSISA menyiapkan tim ahli untuk tracing, monitoring, mengawal kesehatan juga konsumsi untuk pasien Covid-19, dan Lazis berkaitan dengan pengadaan program seperti siraman rohani dan juga terkait dengan pembiayaan gedung.
Masih menurut Endang, YBWSA mempersiapkan Pesantren Covid-19 karena ingin berkontribusi secara optimal selama pandemi berlangsung. “Pertimbangannya kemanusiaan dan kasih sayang. Karena tidak semua memiliki rumah yang memenuhi standar sebagai tempat isolasi mandiri yang aman, sehingga sebagai bentuk tanggungjawab yayasan kepada civitas akademika dengan menyediakan tempat untuk karantina,” jelasnya.
“Semoga ke depan Sultan Agung bisa mengembangkan sayap yang lebih luas untuk membantu sesama pada tatanan masyarakat yang lebih luas,” pungkasnya.