JEPARA (SUARABARU.ID) – Mahasiswa Unisnu Jepara kembali membawa nama harum perguruan tinggi tempat ia menimba ilmu dan sekaligus nama kota Jepara. Juga bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain dan bahkan generasi muda Jepara.
Sebab dalam ajang International Invention Competition for Young Moslem Scientists (IICYMS) yang diikutinya, Muhammad Khusni Rohim, mahasiswa semester 2 Program Studi (Prodi) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) berhasil menorehkan prestasi tertinggi.
Dalam kompetisi tersebut, Muhammad Khusni Rohim mengajukan penelitian berjudul “Herbal Tea Sultan-19” dan berhasil menyabet medali emas untuk Others Categories. Kompetisi ini diikuti oleh 201 tim terbaik dari 17 negara di dunia diantaranya Indonesia, Yaman, Mesir, Irak, Macedonia, Pakistan, Azerbaijan, Turki, Malaysia, Qatar, Kazakhstan, Maroko, India, Jerman, Sudan, Meksiko, dan Palestina.
Sementara mahasiswa Unisnu yang lain, Novi Aviani dari Teknik Informatika Saintek, Shinta Kumala Dewi dari Akuntasi FEB dan Erika Ayu Amelia dari Manajemen FEB berhasil menyabet medali perak untuk Computer Science Kategoris.
Kegiatan ini di selenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) bekerjasama dengan dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Gunung Jati Bandung, dan Persatuan Akademisi Arab.
Sedangkan tujuan lomba ini adalah untuk mengembangkan platform pembelajaran yang tepat untuk memberikan wadah para mahasiswa potensial dan unggul agar dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif, kreatif dan inovatif.
Herbal Tea Sultan-19 merupakan salah satu olahan minuman herbal yang berasal dari bahan alami yang banyak memiliki manfaat bagi tubuh. Adapun bahan yang terdapat dalam produk herbal Tea Sultan-19, antara lain : kapulaga, lada hitam, cengkeh, sereh, kunyit hitam, kayu secang, daun mint, serta tongkat ali.
Tea Sultan – 19 memiliki manfaat baik bagi tubuh manusia. Sebab ramuan tradisional ini memberikan antioksidan tinggi hingga mampu menjaga sistem imun tubuh. Juga dapat bermanfaat sebagai anti kanker, serta meningkatkan stamina tubuh dan dapat menangkal sel radikal bebas.
Karena itu menurut Muhammad Khusni Rohim, produk herbal Tea Sultan-19 tepat dikembangkan dalam skala home industry. “Tujuannya melalui minuman kesehatan ini memiliki nilai tambah rempah karena memanfaatkan modernisasi produksi hingga dapat masuk ke pasar global,” ujar Muhammad Khusni Rohim.
Ia juga menjelaskan dalam kompetisi tersebut digunakan bahasa Inggris untuk mempresentasikan hasil peneliannya. “ Saya menjelaskan tentang kekayaan alam hayati Indonesia, penerapan PSPB di masa pandemi sehingga muncul inovasi membuat sebuah agro industry dengan mengangkat potensi lokal rempah-rempah alami yang di kemas seperti tea,” ujar Khusni.
Torehan prestasi Muhammad Khusni Rohim tentu saja tidak lepas dari bimbingan dosen yaitu Dr. H. Samsul Arifin, MM. “Acara ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena bisa menjadi motivasi untuk terus melakukan penelitian dan tetap produktif di masa pandemi seperti ini,” ujarnya. Selain itu, Samsul juga berharap kompetisi semacam ini bisa diadakan secara rutin.
Menurut Samsul Arifin, tidak mudah untuk melalui proses kompetisi ini. Sebab tahapan lomba terbagi dalam empat tahap, yakni mengirim Abstrak. (digunakan sebagai bahan seleksi), mengirim Extended Abstract, membuat video presentasi, dan presentasi secara langsung dihadapan dewan juri dengan menggunakan media Zoom Meeting, dan sesi tanya jawab.
Hadepe / Diana