blank
Ganjar Pranowo menyambangi warga dan relawan Jogo Tonggo di Desa Kecis, Wonosobo, Kamis (8/7/2021). Sebelumnya, sebanyak 88 warga desa itu terpapar covid-19 dan menjalani isolasi di rumah masing-masing. Foto: dok/ist

WONOSOBO (SUARABARU.ID) – Ketentuan pemerintah, khususnya dalam hal penyelenggaraan hajatan, masih sering dilanggar. Mereka nekat menyelenggarakan hajatan tanpa mematuhi protokol kesehatan secara ketat.

Tidak hanya menyangkut soal kerumunan tamu undangan saja, tetapi juga ketika menyajikan hidangan bagi para tamu. Hidangan tidak dikemas untuk langsung dibawa pulang oleh tamu, tetapi dihidangkan di tempat hajatan.

Akibatnya banyak tamu menikmati hidangan secara bersamaan. Bahkan di antara mereka ada yang mengabaikan soal jarak antartamu. Padahal sewaktu menikmati hidangan secara otomatis mereka melepas masker.

Dampak yang kemudian ditimbulkan, khususnya pada saat serangan covid-19 makin ganas seperti saat ini, muncul klater hajatan. Atau mereka terpapar covid-19 ketika menghadiri hajatan.

Salah satu desa yang warganya banyak terpapar covid-19 dan memunculkan klaster hajatan adalah Desa Kecis Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo. Dan terkait itu, Kamis (08/07/2021) desa tersebut dikunjungi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Di desa itu, puluhan warganya menjalani isolasi mandiri (isoman). Sebanyak 88 orang warga Desa Kecis, terpapar covid-19, usai menggelar hajatan beberapa waktu lalu. Saat ini, 47 di antaranya sudah negatif dan tersisa 41 orang masih menjalani isoman di 35 rumah.

Lha yo nek hajatan kan mesti do ora nganggo masker to? Nganggo masker? Lha nek pas mangan? terus lungguhe cedak-cedakan,” ujar Ganjar, saat mendengar kronologi terpaparnya warga Desa Kecis dari Sekdes, Eko Purwanto.

BACA JUGA: Cek Penanganan Covid-19 di Wonosobo, Ganjar Apresiasi Kesigapan Pemkab

Ganjar dalam kesempatan itu menyampaikan, agar warga berhati-hati dalam beraktivitas di tengah pandemi. Kegiatan seperti hajatan dan sebagainya, Ganjar meminta agar ditunda dulu.

”Segitu banyak lalu gimana ngurusnya? Jogo Tonggonya aktif? Ada yang ngontrol mereka nggak selama isoman?” tanya Ganjar.

”Ada bidan desa pak, Jogo Tonggo aktif kita juga bagikan sembako. Kita masak juga untuk mereka pak,” ujar Eko.

BACA JUGA: Jepara Sedang Menuju ke Puncak ? Ini Instruksi Mendagri

Ganjar lantas memberi saran, agar koordinator Jogo Tonggo serta bidan membuat WhatsApp Group dengan para warga yang isoman. Grup itu agar memudahkan warga yang isoman untuk berkomunikasi dan menyampaikan kebutuhannya.

”Karena ada cerita, dia hari ini terpapar, lalu isoman, kemudian dia panik, tetapi tidak ada yang dihubungi, kemudian meninggal. Jangan sampai ini terjadi. Ambulans standby di sini juga nggak?” tanya Ganjar.

Standby pak, ada mobil puskesmas,” jawab Eko lagi.

BACA JUGA: Muncul Ratusan Kematian Tanpa Catatan Medis yang Jelas, Kasus Positif Meningkat Tajam

Pada kesempatan itu, Ganjar tak sekadar datang, namun juga memberikan bantuan berupa sembako. Ganjar berharap, warga Desa Kecis segera sembuh dan kembali beraktivitas seperti semula. ”Tapi ingat, prokesnya selalu dijaga ya,” tandas Ganjar.

Sementara itu, peningkatan kasus covid-19 yang terjadi secara eksponensial di Kabupaten Wonosobo, membuat pemkab mengambil langkah cepat. Apalagi Wonosobo berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara, yang juga sedang mengalami peningkatan.

”Kita seperti yang diinstruksikan Gubernur melalui Sekda Provinsi, kita terus berupaya menambah atau meningkatkan jumlah tempat tidur yang ada di setiap rumah sakit. terutama di rumah sakit swasta,” ucap Kadinkes Wonosobo, dr Mohamad Riyatno.

BACA JUGA: Pelaku UMKM Peroleh Vaksinasi di Grab Vaccine Center Semarang

Selain itu, lanjut dia, ada beberapa gedung yang digunakan untuk isolasi terpusat. Antara lain Balai Latihan Kerja, eks Kantor Kelurahan Wonosobo Timur dan eks Gedung Peternakan dan Pertanian, serta Gedung Sanggar Budaya yang dikelola Disdikpora setempat.

Selain itu, Gedung Bapelkes milik Provinsi yang pada 2020 sudah digunakan juga, kembali akan disiapkan lagi. Meski begitu, pihaknya berharap tidak sampai terjadi outbreak.

”Kalau lima gedung karantina itu bisa kita maksimalkan, Insya Allah kita bisa menampung sekitar 250-270 pasien,” ujarnya.

Kadinkes juga menyerukan agar masyarakat senantiasa mematuhi ketentuan selama PPKM Darurat, serta secara disiplin menerapkan protokol kesehatan yang mencakup memakai masker, mencuci tangan pakai sabun/hand sanitizer, menjaga jarak/menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas/bepergian kecuali untuk keperluan sangat mendesak/urgen.

Muharno Zarka-Mul