(SUARABARU.ID) – Kepergian Maverick Vinales dari tim pabrikan Yamaha lebih cepat mendapat kritikan. Vinales dianggap salah dengan keputusannya itu.
Maverick akan meninggalkan tim Monster Energy Yamaha setelah MotoGP 2021 selesai. Padahal, kontrak sebenarnya baru habis tahun 2022.
Selepas hengkang dari skuad garpu tala, Vinales dikabarkan bakal bergabung dengan tim gurem, Aprilia. Pabrikan asal Noale itu memang membutuhkan satu pembalap lagi untuk menatap MotoGP 2022.
Isu bergabungnya pembalap berjuluk Top Gun ini ke Aprilia diejek Neil Hodgson, mantan juara dunia Superbike. Pria asal Inggris itu menilai kepindahan Vinales ke Aprilia benar-benar sulit dimengerti.
‘’Jika benar-benar terjadi, itu akan menjadi operasi paling aneh dalam sejarah olahraga kami,’’ tutur Hodgson seperti dilansir dari Tuttomotoriweb.
‘’Ini bakal seperti Cristiano Ronaldo menandatangani kontrak dengan Wigan Athletic dalam sepak bola,’’ tandasnya.
Hubungan Vinales dan manajemen Yamaha retak karena berbagai alasan. Sang pembalap kabarnya kecewa dengan keputusan manajemen Yamaha yang memecat kepala krunya, Esteban Garcia.
Garcia merupakan teman lama dan orang kepercayaan Vinales dalam kariernya di MotoGP. Maverick juga mengecam Yamaha karena tak kunjung menghadirkan solusi bagi masalah yang dialaminya.
Saat ini Vinales bertengger di urutan keenam pada klasemen sementara dengan mengoleksi 95 poin dalam sembilan seri. Dia tertinggal 61 angka dari rekan setimnya, Fabio Quartararo, yang berada di puncak klasemen.
Kritikan Hodgson (47) agaknya masuk akal. Seorang pembalap biasanya memilih hengkang lebih cepat dengan bergabung ke tim yang lebih baik, bukan sebaliknya.
rr