blank
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meninjau balai kelurahan yang dijadikan tempat isloasi pasien covid-19. Foto: Ist

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Masih tingginya angka covid-19 di wilayah ibu kota Jawa Tengah membuat Pemerintah Kota Semarang terus melakukan upaya penanganan. Antara lain dengan terus meningkatkan kapasitas tempat tidur isolasi, sebagai langkah antisipasi terhadap potensi penambahan kasus covid-19 di Kota Semarang.

Terbaru, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi pun mengalihfungsikan balai kelurahan di Kota Semarang sebagai rumah isolasi covid-19. Salah satunya di Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang yang baru – baru ini dibuka.

“Ini sebagai langkah antisipatif, dimana warga sekitar bergerak bersama pemerintah membantu penanganan covid-19 dengan menyediakan tempat isolasi di wilayah,” tutur Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut.

“Dalam hal ini saya tentu mengapresiasi kontribusi warga sekitar, dalam hal ini warga Meteseh yang mau terlibat dalam memfungsikan balai kelurahan sebagai rumah isolasi ini,” tekannya.

Hendi menjelaskan, rumah isolasi di Kelurahan Meteseh tersebut bisa dibuka karena adanya dukungan swadaya warga, yang akan diperuntukkan bagi pasien covid-19 yang memiliki gejala ringan, maupun non-gejala agar memudahkan dalam pemantauan.

Adapun setelah disulap menjadi rumah isolasi, balai kelurahan tersebut memiliki 15 bilik, dengan setiap bilik dapat terisi dua pasien. Sehingga total dapat menampung 30 pasien covid-19 yang berasal dari warga Meteseh.

Dengan adanya rumah isolasi ini, nantinya warga yang tidak memiliki tempat untuk isolasi mandiri dapat menjalani perawatan di balai kelurahan.

Hal tersebut dianggap lebih efektif untuk memudahkan tenaga kesehatan khususnya dari Puskesmas Rowosari untuk melakukan perawatan di satu titik lokasi.

Terlebih berdasarkan data yang ada, Kecamatan Tembalang merupakan salah satu kecamatan yang memiliki jumlah pasien covid-19 tinggi.

“Selama ini kan tenaga kesehatan kami jumlahnya terbatas dan bekerja secara door to door untuk memantau dan membagikan obat serta vitamin bagi pasien covid-19 yang melaksanakan isolasi mandiri,” terang Hendi.

Sehingga jika di suatu kawasan seperti tingkat kelurahan dapat terkonsentrasi di satu titik, menurut Hendi akan mempercepat dan memudahkan kinerja para tenaga medis.

Dalam dua pekan terakhir Hendi telah mendorong jajarannya untuk bekerja sama dengan sejumlah pihak swasta agar membuka rumah-rumah isolasi untuk mengurangi angka Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit di Kota Semarang.

Tercatat 490 tempat tidur untuk pasien gejala ringan dibuka di sejumlah titik, seperti di Balai Diklat Kota Semarang, asrama mahasiswa UIN Walisongo, Miracle Healing Center di Marina dan Gedung Laboratorium Kesehatan Masyarakat milik UNIMUS di Wonolopo, Mijen.

Hendi juga telah meresmikan Rumah Sakit Darurat Covid di Kedungmundu dengan kapasitas 106 tempat tidur dan 12 ICU untuk pasien yang bergejala berat.

Hery Priyono