blank
Perawat ruang isolasi RSUD RA Kartini, garda terdepan yang merawat pasien di ruang isolasi.

JEPARA  (SUARABARU.ID) – Para portal resmi Satgas Covid-19  Jepara yang diperbarui  Selasa 15 Juni 2021 jam 00.43 Wib  dirilis data penambahan  warga Jepara yang terkonfirmasi Covid-19 pada hari Senin (14/6-2021) sebanyak 81 orang. Dengan demikian total warga Jepara yang terpapar viris Corona  mencapai 10.231 orang.

Dari jumlah tersebut 8.000 dinyatakan sembuh, 558 meninggal dunia dan 1.673 orang masih dalam status terkonfirmasi. Sementara pada data warga yang dirawat di rumah sakit ditampilkan informasi sebanyak 169 orang dirawat di rumah sakit dengan rincian 74 orang di luar daerah dan 95 orang. Ini berarti sebanyak 1.504 orang menjalani isolasi mandiri dirumah.

Sementara semua rumah sakit rujukan Covid-19 di Jepara pada hari Selasa (15/6-2021) pagi semua ruang isolasi pasien Covid-19  telah terisi, termasuk ruang Instalasi Gawat Darurat. “Ini bisa berakibat fatal jika ada pasien yang kondisinya memburuk,” ujar seorang dokter di Jepara.

Sedangkan Senin kemarin tercatat 17 orang meninggal dengan status probable dan terkonfirmasi Covid-19.  Diantara yang meninggal terdapat seorang bayi usia 11 bulan.

Sementara Bupati Jepara mengakui ada  laporan  dari beberapa desa seperti Wonorejo dan Mayong tentang keluhan munculnya gejala Covid-19 seperti demam dan hilangnya indera penciuman. “Saya sudah perintahkan DKK untuk seger melakukan pemeriksaan swab ke daerah tersebut,” ujarnya kepada Wartawan Senin kemarin.

blank
dr Nurkukuh, M.Kes

Perkuat 5 M dan 3 T

Menanggapi tinggi dan cepatnya angka penyebaran virus Corona di Jepara dan juga kota lain seperti Kuduys, Pati, Demak, Pati dan Grobogan, dr Nurkukuh, M.Kes  mengingatkan bahwa langkah yang harus diperhatikan bersama adalah 5 M dan 3 T.

“Memakai masker, mencucui tangan, menghindari kerumunan dan kontak serta mengurango mibilitas menjadi penangkal utama penyebaran virus yang semakin cepat menyebar ini. Juka langkah testing, tracing dan treatment untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 ditengah-tengah masyarakat,” ujarnya.

Menurut ahli kesehatan masyarakat ini,  untuk dapat menghadapi Cvid-19 kita harus mengenali virus ini dan cara penyebarannya. “Yang kita hadapi sekarang adalah virus yang belum dikenali dengan jelas oleh para ahli. Namun yang jelas, Covid-19  masuk dalam kelompok insidensi yang akut dan dapat menyebar dengan cepat melalui udara dan percikan ludah,” ujar Nurkukuh.

Oleh sebab itu gerakan 5 M harus lebih sunguh-sungguh dilakukan. “Harusnya ada OPD yang ditunjuk dan bertanggung jawab  secara khusus untuk mengubah perilaku masyarakat agar bersedia untuk melaksanakan 5 M,” ujarnya.

Juga operasi penertiban yang terus menerus serta pelibatan tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam gerakan ini. Ruang publik seperti pasar dan mall juga harus dipastikan telah menjalankan protokol kesehatan ini, tambahnya.