KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Keluarga besar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kebumen Sabtu (12/6) menggelar Silaturahmi di RM Gendut Taman, Jalan Cendrawasih, Tamanwinangun.
Silaturahmi dihadiri Ketua PWI Kebumen Bagus Sukmawan SIP dan pengurus, serta para wartawan media cetak, elektronik dan on line. Acara juga diisi dengan dialog “Refleksi dan Revitalisasi Peran Pers dalam Pembangunan Daerah.”
Ketua PWI Bagus Sukmawan menyatakan, silaturahmi sekaligus sebagai wahana untuk berkumpul dan berkoordinasi para insan pers. Pihaknya perlu menegaskan, pengurus PWI Kebumen selama ini tidak mengajukan proposal kepada para pengusaha di Kebumen.
“Saya tegaskan kepada mitra kami instansi pemerintah maupun swasta , PWI saat ini tidak mengajukan proposal bantuan. Bila ada organisasi pers yang mengajukan proposal permohonana dana pelantikan sampai ratusan juta, itu bukan PWI,” tegas jurnalis Kedaulatan Rakyat tersebut .
Sekretaris PWI Supriyanto menambahkan, pihaknya terpaksa menjelaskan kepada satu dua pengusaha karena mereka mengira ada permohonan proposal kegiatan dari PWI. Bahkan pihaknya telah menemui pengusaha di Gombong terkait ada salah persepsi tersebut.
“Ada pengusaha mengira yang mengajukan proposal itu PWI. Padahal kita tidak tahu menahu dan yang pasti itu bukan dari PWI, namun organisasi lain,”tandas Supriyanto.
Penasihat PWI Kebumen Komper Wardopo pada kesempatan itu mengajak kepada para jurnalis di Kebumen untuk meneguhkan komitmen selalu mematuhi Kode Etik Jurnalistik dan Undang-undang No 40 Tahun 1999 tentang Pers dalam bekerja .
Loyalitas Pertama kepada Warga
Wardopo juga mendorong insan pers untuk menerapkan 9 Elemen Jurnalistik Tom Rossentiel dan Bill Kovach, bahwa kewajiban utama wartawan adalah pada kebenaran. Sedangkan loyalitas pertama bagi wartawan yakni kepada warga atau publik, bukan kepada penguasa atau pengusaha.
Wartawan harus pula rajin melakukan verifikasi, dan ini yang membedakan dari entertainmen maupun media sosial. Lebih dari itu, wartawan harus independen dari yang mereka liput.”Bermitra dengan pemerintah penting, namun harus tetap bisa menjaga jarak dengan sajian tulisan yang menyuarakan aspirasi publik.”
Wakil Ketua PWI Kebumen Nanang W Hartono menyatakan, wartawan memang boleh menerima rilis berita dari instansi pemerintah. Namun perlu selektif dan mengedepankan rilis yang mengandung informasi untuk kepentingan publik, daripada sekadar pencitraan.
Menurut Nanang, keberimbangan dalam menulis berita wajib ditaati waratawan. Cover both side atau menulis berita dari berbagai sudut sangat diperlukan, dan selalu konfirmasi dengan narasumber.
Sedangkan Arif Widodo SH MIKom mengajak para jurnalis dalam menulis berita tidak sekadar mengangkat kejadian, namun mampu mengolah fakta dan peristiwa menjadi tulisan yang berdampak bagi masyarakat sebagaii jurnalisme solusi.
“Misalnya menulis kebijakan jalan satu arah, hendaknya bukan hanya memuat dari versi Pemerintah atau pengusaha, namun juga perlu menyuarakan aspirasi rakyat dan yang lemah sehingga menjadi solusi.”
Bagi Arif, yang juga pengajar komunikasi IAINU Kebumen itu, kini menulis berita bukan lagi bad news is good news. Namun good news is good news. Berita yang baik dan berdampak positif sebagai bagian dari solusi atas masalah di daerah.
Komper Wardopo.