blank
Sejumlah siswa SMP Negeri 2 Wonosobo diukur suhu tubuhnya sebelum masuk lingkungan sekolah. Foto : DB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Sejak Rabu (9/6) lalu hingga Kamis (17/6) mendatang sejumlah 35 sekolah setingkat SD dan SMP di Wonosobo melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 secara ketat.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Wonosobo M Kristijadi, ketika ditemui di SMP Negeri 2, Jumat (11/6), mengatakan secara umum pelaksanaan simulasi PTM dengan prokes Covid-19 berjalan aman dan lancar.

Saat diwawancarai sejumlah wartawan, M Kristijadi didampingi Kepala Bidang Pengembangan Kurikulum dan Pengendalian Mutu (Bangkurdalmut) Disdikpora Slamet Faizi dan Kepala SMP Negeri 2 Wonosobo, Saryono.

“Dari 35 sekolah yang melakukan simulasi PTM, hanya satu sekolah yang ditangguhkan, yakni SD Negeri 1 Kalibeber Mojotengah, karena daerah sekitar dinyatakan sebagai zona merah kasus Covid-19. Sehingga pelaksanaan PTM terpaksa ditunda dulu,” ujarnya.

Menurut M Kristijadi, PTM di masa pandemi global Covid-19 ini, dilakukan di 17 SD dan 18 SMP yang tersebar di berbagai wilayah di Wonosobo. Ke-35 sekolah tersebut nanti akan jadi percontohan PTM tahap berikutnya.

“Dalam menentukan lokasi sekolah untuk PTM, Disdikpora melakukan prosedur secara selektif, terbatas dan bertahap. Sehingga diharapkan pelaksanaan PTM bisa berjalan dengan aman, lancar dan sukses,” lontar dia.

Jika PTM kali ini berhasil, kata M Kristijadi, maka PTM pada tahun ajaran baru 12 Juli 2021 nanti bisa diperluas lagi. Sekolah yang belum melakukan simulasi PTM kali ini, bisa belajar dari sekolah yang sudah melaksanakan PTM sebelumnya.

Prokes Ketat

blank
Kepala Disdikpora Wonosobo M Kristijadi ketika diwawancarai wartawan. Foto : SB/Muharno Zarka

Slamet Faizi menambahkan, target dari PTM ini bukan pada capaian target pembelajaran tapi lebih pada pelaksanaan prokes Covid-19 dengan disiplin tinggi di sekolah. Warga sekolah pun diharapkan bisa menjadi duta speaking penerapan prokes di lingkungan masing-masing.

“Untuk melaksanakan PTM, sekolah, siswa sudah, guru dan tenaga kependidikan sudah diseleksi ketat. Guru dan tenaga kependidikan sudah divaksin sebelumnya. Siswa tidak punya penyakit bawaan, bukan berasal dari daerah zona merah, pulang berangkat dijemput dan mendapat ijin dari orang tua,” sebutnya.

Kepala SMP Negeri 2 Wonosobo Saryono menjelaskan dari 758 siswa yang ada hanya diambil 72 siswa untuk mengikuti PTM. Mereka sejak berangkat sekolah, masuk lingkungan sekolah, pembelajaran di kelas dan pulang sekolah wajib melaksanakan prokes Covid-19 secara ketat.

“Berangat pulang sekolah dijemput orang tua, sebelum masuk lingkungan sekolah harus mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, diukur suhu tubuhnya dan selalu menjaga jarak ketika berada di kelas. Dalam 1 kelas hanya ada 12 siswa dengan satu guru,” terangnya.

Siswa yang mengikuti PTM, sambungnya, juga tidak wajib mengenakan seragam sekolah. Boleh memakai baju dan celana bebas namun tetap memperhatikan aspek kesopanaan. Selama PTM setiap hari anak wajib ganti baju yang berbeda.

Dari pantauan SUARABARU.ID, di SD Negeri 1 Wonosobo, pelaksanaan PTM dari hari pertama juga berjalan lancar dan aman. Prokes Covid-19 bisa berjalan dengan baik karena dilaksanakan oleh guru, siswa, tenaga kependidikan dan orang tua secara ketat.

“Mudah-mudahan pandemi global Covid-19 bisa segera berakhir. Sehingga proses belajar mengajar di sekolah bisa berjalan secara normal kembali. Sepanjang pelaksanaan PTM, semua warga sekolah di SD Negeri 1 siap melakukan prokes Covid-19 dengan konsisten,” ungkapnya.

Muharno Zarka

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini