blank
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat memotong tumpeng usai apel kekompakan bersama pedagang kecil. Foto : SB/dok

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Hari Minggu, 6 Juni 2021, kemarin para pedagang yang tergabung dalam Komunitas Pedagang Kecil (Kompak) Wonosobo menghormati hari lahir (harlah) Bung Karno, Bapak Bangsa dan Proklamator Kemerdekaan RI.

Kegiatan yang dihelat di halaman Kantor DPRD Wonosobo itu cukup unik. Mereka berbaris rapi, mengenakan kaos seragam Kompak dengan menerapkan protokol kesejatan (prokes) Covid-19 yang ketat.

Para pedagang yang tiap hari Ahad pagi berjualan di sepanjang jalan Soekarno Hatta (depan DPRD) dan Jalan Tirta Aji (depan Kantor PDAM) melaksanakan Apel Kekompakan.

Karena alasan prokes Covid-19, apel hanya diikuti 25 persen pedagang, yaitu 100 orang. Namun apel tetap berjalan gayeng dan khimad. Usai apel dilakukan pemotongan tumpeng menandai peringatan hari lahir Bung Karno.

Ketua Kompak Wonosobo Saad Proyono, Senin (7/6), mengatakan apel kekompakan sudah rutin dilaksanakan pada minggu pertama setiap bulannya. Para pedagang menggelar apel sesaat untuk mendengarkan pembinaan dari steakholder terkait secara bergantian.

“Bukan hanya karena para pedagang itu tergabung dalam wadah yang bernama Kompak, tapi mereka memang berkomitmen untuk selalu kompak dalam segala situasi dan kondisi. Apalagi di tengah suasana pandemi saat ini.” lontarnya.

Menurut Saad, tanpa kekompakan, tak akan ada nilainya. Meskipun tidak gampang mewujudkan kekompakan itu di kalangan para pedagang. Karena, mereka semangatnya hanya cari untung.

Minggu kemarin, apel kekompakan itu bertepatan dengan hari lahir Bung Karno. “Bagi kami, Bung Karno adalah tokoh besar yang sangat menginspirasi, bagi siapa pun, terjadi wong cilik seperti pedagang kecil ini,” kata Sa’ad.

Kaum Marhaen

blank
Para pedagang kecil yang tergabung dalam Kompak Wonosobo mengikuti apel bersama. Foto : SB/dok

Inspirasi dimaksud, sambung dia, terutama pemikiran ideologis Bung Karno soal Marhaen misalnya. Jelas sekali pembelaannya. Marhaen bukanlah kaum proletar atau kaum buruh saja.

“Tapi merupakan gambaran riil rakyat Indonesia yang mayoritasnya adalah petani, juga pedagang kecil. Mereka lah yang harus dibela kepentingannya agar tetap bertahan keberadaannya,” papar Saad.

Nasib pedagang kecil, pintanya, jangan dibiarkan hancur karena gempuran kapitalisme. Persaingan usaha segara bebas atau liberalisasi, haruslah memberikan ruang pembelaan untuk mereka. Pedagang kecil sudah ada seiring dengan keberadaan bangsa ini.

“Bagaimanapun, para pedagang kecil harus mendapatkan proteksi, kebijakan yang berpihak dari pemerintah. Mereka merupakan pelaku ekonomi dan mampu menggerakan roda ekonomi bagi wong cilik di akar rumput,” ungkapnya.

Melalui apel kekompakan dalam rangka Harlah Bung Karno ini menjadi langkah yang baik untuk membangkitkan perekonomian daerah khususnya para pelaku usaha mikro, ultra mikro, dan para pedagang kecil.

Apel Kekompakan diikuti juga oleh perwakilan remaja yang tergabung dalam Gerakan Together we life Community, Gerakan Nasional Komunitas Pancasila, HIPMI, KADIN, beberapa kepala dinas dan Anggota DPRD.

Bertindak selaku pembina upacara Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat. Orang nomer satu di kota pegunungan tersebut meminta pedagang kecil untuk membantu pemerintah dalam memajukan daerah Wonosobo.

“Holopis Kuntul Baris. Kita harus bahu membahu membangun masyarakat. Tanpa gotong royong kita tak bisa mewujudkan kesejahteraan bersama masyarakat,” tegas Afif.

Muharno Zarka