blank
Koordinator tim relawan pemakaman jenazah Covid-19 RSUD Kudus, Saiful Anas. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) –Tim relawan pemakaman jenazah Covid-19 Kabupaten Kudus atau yang dikenal dengan tim Cekathil berharap pemerintah desa ikut membantu menyediakan tenaga untuk proses pemakaman jenazah Covid-19.

Pasalnya, tingginya angka kematian pasien Covid-19 yang masih terjadi di Kudus dalam beberapa hari terakhir ini membuat relawan Cekathil sering kewalahan sehingga proses pemakaman sering terlambat.

“Saat angka kematian pasien tinggi, kami sering kewalahan menanganinya. Oleh karena itu, kami minta Pemerintah Desa ikut membantu menyiapkan tenaga pemakaman di masing-masing desa,”kata Saiful Anas, koordinator tim Cekathil, Rabu (2/6).

Anas menyebut, selama ini proses pemakaman jenazah pasien Covid-19 secara keseluruhan ditangani oleh tim Cekathil. Mulai dari pemulasaran hingga pemakaman, semuanya dilakukan oleh relawan yang sebagian besar dari BPBD.

Hanya saja, di saat angka kematian meningkat, proses pemakaman menjadi terkendala karena terbatasnya tenaga relawan yang ada.

“Angka kematian tertinggi terjadi pada Selasa (1/6) yang mana ada 32 jenazah pasien Covid-19 yang harus dimakamkan. Itu angka kematian harian tertinggi sejak pandemi. Saat itu, kami benar-benar kewalahan dalam menanganinya,”tandasnya.

Sementara, saat jenazah dibawa ke pemakaman, ternyata dari desa tidak memberikan dukungan tenaga pemakaman. Akibatnya, tim relawan Cekathil harus menyelesaikan prosesi pemakaman hingga akhir.

“Ternyata masyarakat masih banyak yang takut untuk membantu prosesi pemakaman. Padahal, saya sudah berkali-kali melakukan sosialisasi bagaimana prosedur pemakaman yang aman,”kata Anas.

Oleh karena itu, kata Anas, sudah saatnya pemerintah desa mulai proaktif dengan menyediakan tenaga khusus membantu pemakaman jenazah pasien Covid-19 di desanya masing-masing. Sebab, pada dasarnya pemakaman jenazah pasien Covid-19 benar-benar aman karena jenazah sudah diperlakukan sedemikian rupa untuk meminimalisir penularan.

Pun dengan pasien Covid-19 yang meninggal saat isolasi mandiri di rumah, pemerintah desa semestinya sudah bisa melakukan upaya pemulasaran sendiri tanpa harus membawa ke RS lagi.

“Tata cara pemulasaran juga sering saya sosialisasikan terutama ke modin-modin desa. Tapi, kenyataannya banyak yang masih takut. Oleh karena itu, pihak desa harus bisa memberikan edukasi,”tandasnya.

Tm-Ab

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini