blank
Bupati Kudus HM Hartopo. foto:dok

KUDUS (SUARABARU.ID) – Corporate Secretary Pabrik Rokok Sukun Deka Hendratmanto mengungkapkan perusahaan Sukun Grup memutuskan untuk mundur dari program vaksinasi gotong royong.

Hal tersebut, disebabkan karena biaya vaksin yang tergolong tinggi sehingga dikhawatirkan bisa mengganggu neraca keuangan perusahaan yang sedang dalam proses penstabilan kembali.

“Ini pilihan yang logis untuk saat ini, jika dipaksakan tentu akan mengganggu neraca keuangan kami yang belum stabil karena pandemi,” ujar Deka sebagaimana dikutip dari Antara, Rabu (20/5).

Perusahaan Sukun Group, lanjut Deka, akan menunggu program vaksinasi dari pemerintah melalui Klinik Pratama Sukun Group (KPSG) sebagai salah satu fasilitas kesehatan yang ditunjuk resmi oleh pemerintah untuk program vaksinasi.

“Kami menyadari betul proses vaksinasi untuk karyawan di perusahaan kami akan berjalan lambat, namun untuk sementara waktu itu adalah pilihan terbaiknya,” ujarnya menjelaskan

Sementara, Bupati Kudus HM Hartopo menyebutkan Pemkab siap membantu vaksinasi Covid-19 terhadap buruh rokok dengan menggunakan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) jika aturan penggunaan dana tersebut memperbolehkan.

“Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 206, memang tidak ada ketentuan untuk pembelian vaksin. Akan tetapi kami bisa berkonsultasi terlebih dahulu ke Kementerian Keuangan,” kata bupati.

Apabila diberikan dispensasi, kata dia, pemerintah daerah siap memfasilitasi hal tersebut. Sehingga target 70 persen masyarakat sudah divaksin bisa tercapai.

Harapannya, kata dia, ketika semua buruh rokok juga mendapatkan vaksinasi Covid-19, maka jumlahnya kian bertambah sehingga bisa mencapai target 70 persen vaksinasi.

Dengan capaian 70 persen herd immunity (kekebalan kelompok), harapannya penuntasan kasus Covid-19 di Kudus juga bisa segera direalisasikan.

Meskipun demikian, dia tetap mengingatkan masyarakat Kudus untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

Untuk pengadaan sendiri vaksin Covid-19, kata dia, untuk setiap dosisnya bisa mencapai Rp1 jutaan, sudah termasuk biaya tenaga medis yang bertugas menyuntikkan vaksin hingga dua kali.

Tm-Ab