blank
Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi didampingi Bupati Arif Sugiyanto, Wakil Bupati Ristawati Purwaningsih dan Kapolres AKBP Piter Yanottama menjawab pertanyaan wartawan.(Foto;SB/Komper Wardopo)

Menurut penjelasan Kapolda, pihaknya saat ini telah memeriksa sebanyak 16 orang saksi terkait  edakan petasan di Desa Ngabean Mirit yang merenggut empat nyawa itu. Polisi kini masih terus memeriksa dan mendalami kasus ini. Polisi juga menelisik dari mana para korban mendapatkan bahan pembuatan mercon tersebut.

Irjen Ahmad Luthfi menyatakan, sebelum kejadian memilukan di Desa Ngabeyan itu sebenarnya jajaran Polres Kebumen telah mengantisipasi melalui operasi atau kegiatan kepolisan yang ditingkatkan (KKYD). Hasilnya sebanyak 4 kuintal obat petasan telah disita dan dimusnahkan.

Membeli Secara Online dari Pati

Pihaknya mengakui, sekelompok pemuda di Ngabean Mirit itu mendapatkan obat petasan dengan cara membeli secara on line dari Pati. Polisi menyita sejumlah barang bukti di antara bahan untuk membuat mercon masih 4 kg, serta sebanyak 400 selongsongan. ”Kita belum tahu apakah pembuat mercon sebanyak itu mau untuk keperluan sendiri atau menjualnya, karena pelaku sudah meninggal,” tandas Kapolda.

Atas kejadian ledakan petasan di Kebumen dan di beberapa  wilayah lain, Kapolda mengimbau masyarakat Jateng dalam merayakan Idul Fitri 1442 H ini untuk tidak main-main dengan petasan. Lebih baik menggunakan waktu untuk takbiran atau berdoa di masjid. Bila merayakan sesuasi tradisi jangan dengan mercon.

Kapolda juga mengatakan, polisi telah merazia bahan peledak dan petasan di Jateng. Saat ini barang bukti itu ada di tiap Polres. Polda Jateng sampai saat ini menyita 72.000 piece (potongan) petasan, dan 46.055 kg bahan mercon.

Petugas telah memusnahkan 52.000 dari 72.000 piece petasan tersebut, 52.000 . Dan sisanya 24.000 piece masih ada pada Tim Gegana Polda Jateng. ”Meski belum ada pelaku, semua Polres sedang menginventarisasi barang bukti hasil operasi petasan dan obat petasan,” tandas Kapoda.

Komper Wardopo