blank
Zukri sedang menebar bibit jagung di lahan pertanian milik Lapas Terbuka Kendal, Desa Wonasari Patebon.(FOTO:SB/Sp)

KENDAL(SUARABARU.ID) – Hari Raya Idul Fitri biasanya dimanfaatkan seluruh masyarakat Indonesia untuk bersilaturahmi bersama sanak saudaranya di desa.

Namun karena situasi masih pandemi Covid-19 dan pemerintah juga melakukan pelarangan mudik, maka 1 Syawal 1442 Hijriyah tahun ini, sebagian besar masyarakat tidak melakukannya.

Demikian halnya dengan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Terbuka Kendal ini.

Usai salat Ied yang biasanya mereka gunakan untuk menerima kunjungan dari keluarga, akan tetapi kali ini tidak.

Mereka lebih memilih ke tempat kerja masing-masing untuk mematuhi pelarangan mudik dari pemerintah.

“Mereka di perkebunan jagung, peternakan, perikanan dan sawah. Padahal saat suasana hari raya seperti sekarang ini, mereka harusnya libur,” kata Kepala Lapas Terbuka Kendal, Rusdedy, Kamis(13/05/2021) malam.

Rusdedy mengaku, awalnya ia mengira para warga binaan bekerja di kebun, sawah dan lahan pertanian atas perintah petugas, namun ternyata inisiatif mereka sendiri.

“Ini artinya, bahwa para warga binaan di Lapas Terbuka sudah memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi,” ujar Rusdedy.

Rusdedy mengaku, mereka bekerja hingga sore menjelang maghrib.

Tak lama kemudian, mereka mempersiapkan diri untuk salat magrib berjamaah di Masjid AL- Hadi Kawasan Pembinaan Lapas Terbuka Kendal.

Salah satu warga binaan bernama Zukri(35) mengaku, ia bekerja atas inisiatifnya sendiri. Apalagi, ia dan teman- teman yang lainnya merasa senang karena hari ini mendapatkan remisi.

“Ini murni inisiatif dari teman- teman warga binaan. Kami juga tidak meminta keluarga untuk mengantar makanan, karena di Lapas Terbuka ini sudah banyak,” ujarnya. Sp-mm