JEPARA (SUARABARU.ID)- Masakan khas dalam menyambut hari raya Idul Fitri biasanya identik dengan opor ayam. Namun di Jepara, khususnya di daerah pantai seperti Kelurahan Ujungbatu, atau Kelurahan Jobokuto selain opor ayam, ada salah satu kuliner khas Jepara dengan bahan dasar kerang laut yang bernama Kimo.
Kimo adalah sejenis kerang laut yang berukuran sangat besar dan hanya ada di tengah laut di Pulau Karimunjawa. Biasanya, para nelayan menyelam di kedalaman hampir tujuh meter dengan menggunakan linggis untuk mengambil kerang Kimo.
Berat Kimo bisa mencapai 30kg dan mempunyai panjang 50 cm. Untuk diolah sebagai makanan, biasanya Kimo dimasak dengan bumbu rica-rica atau dengan cara dioseng. Rasa Kimo hampir sama dengan kerang kebanyakan, namun lebih kenyal dan mempunyai aroma yang khas.
Namun, semenjak ada larangan berburu Kimo karena termasuk salah satu hewan laut yang dilindungi, juga bisa merusak ekosistem laut, terutama terumbu karang, Kimo banyak diselundupkan oleh para nelayan dengan harga yang tinggi tiap kilonya.
Harga Kimo di pasaran menjelang Idul Fitri bisa mencapai Rp. 100.000 lebih, bahkan jika lagi langka bisa melebihi harga daging sapi maupun kambing.
Seperti dikutip dari Jaringnews.com, Polisi Air (Polair) Kabupaten Jepara pernah menggagalkan penyelundupan Kimo sebanyak dua blung besar atau ember untuk menyimpan ikan. Dengan berat kurang lebih 200 kg. Kimo-kimo tersebut akan dipasarkan di Jepara, dan dibawa melalui sungai Kaliwiso. Kimo tersebut dibawa dari Pulau Nyamuk Karimunjawa.
Saat ini kerang Kimo banyak diburu para pecinta kuliner laut. Terutama bagi mereka yang ingin merasakan sensasi masakan kerang kimo.
Ulil Abshor