blank
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, bersama jajaran Muspika Kota Semarang melakukan pantauan lapangan sejumlah pos penyekatan mudik Kota Semarang, Senin (10/5/2021). foto:dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Tiga hari jelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi melakukan kunjungan ke beberapa titik keramaian Kota Semarang, Senin (10/5/2021).

Selain itu, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut juga turun langsung memantau pos penyekatan mudik lebaran, yang salah satunya berada di Genuksari. Di sana dirinya mengecek kesiapan petugas keamanan dan kesehatan yang berjaga bergiliran selama 24 jam.

Dalam kunjungannya, Hendi mengapresiasi kinerja petugas, dan meminta untuk ditingkatkannya pengawasan terhadap masyarakt yang melintas di perbatasan Kota Semarang dan Kabupaten Demak tersebut.

Peningkatan pengawasan itu disebut Hendi perlu dilakukan sebagai bagian menjalankan kebijakan larangan mudik yang telah diputuskan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia, mulai tanggal 6 sampai dengan 17 Mei 2021.

Hendi pun menegaskan jika Pemerintah Kota Semarang sendiri juga telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Semarang No. B/1806/443/V/2021, tentang pemberlakuan karantina/isolasi bagi warga pendatang pada masa mudik Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah, dalam rangka pengendalian covid-19.

“Kita sering diingatkan terkait larangan mudik, maka saya minta kepada seluruh warga Kota Semarang agar menghormati keputusan Pemerintah tersebut. Sementara ditahan dulu, karena ini untuk kebaikan kita bersama,” tekannya.

Dirinya juga menambahkan, guna mengantisipasi warga yang nekat mudik, jajarannya telah menyiapkan 9 pos penyekatan di pintu masuk Kota Semarang. Pos tersebut akan dijaga oleh tim gabungan dari unsur Satpol PP, TNI, Polri, Dinas Perhubungan, dan Dinas Kesehatan Kota Semarang.

“Dan untuk warga pendatang jika ingin masuk ke Kota Semarang, yang bukan dalam keperluan mudik, kami menyediakan aplikasi Sidatang, agar semuanya dapat terpantau. Jadi yang masuk ke Kota Semarang, benar-benar karena kepentingan mendesak, ini semua untuk kepentingan yang lebih besar, untuk Indonesia yang lebih sehat,” imbuhnya.

Selain pantauan pada pos penyekatan, Hendi juga menyambangi Pasar Waru Baru untuk  memantau harga dan aktivitas pasar tradisional. “Secara umum, kondisi masih terkontrol, hanya di harga cabe yang naik cukup tinggi, tetapi yang lainnya masih dalam kondisi normal, begitu juga dengan ketersediaan barang,” ujar Hendi.

Hery Priyono