blank

Dr. H. M. Fakhruddin

 DM merupakan penyakit kronis (menahun) yang terjadi akibat gangguan hormon insulin dalam tubuh. Hormon ini berfungsi untuk mengatur kadar gula dalam darah agar tidak terlalu tinggi. Karena, kadar gula yang terlalu tinggi dapat menyebabkan berbagai gangguan terutama pada pembuluh darah dan saraf.

Gejala DM bervariasi mulai dari tidak bergejala, gejala ringan sampai berat. Gejala klasiknya adalah sering buang air kecil (poliuria) terutama malam hari, sering merasa haus (polidipsi),  mudah merasa lapar (polifagi), badan menjadi kurus dan sering kelelahan. Jika memberat, akan terjadi komplikasi pada mata, gagal ginjal, sering kesemutan pada jari tangan dan kaki, penurunan gairah sex, dll.

Komplikasi dapat diminimalkan dengan pengaturan pola makan yang benar, berhenti merokok,  mengoptimalkan kadar kolesterol, menjaga berat badan stabil, mengontrol tekanan darah tinggi dan olah raga teratur. Faktor–faktor tersebut akan lebih mudah dilakukan saat berpuasa di bulan Ramadhan.

Dokter harus menelusuri catatan medis pasien secara seksama sebelum memberikan advis boleh tidaknya berpuasa. Pertimbangan berpuasa bagi penderita DM agak lebih rumit dan memerlukan campur tangan medis. Pasalnya, para penderita DM harus menata diet dan menakar obat sedemikian rupa untuk mempertahankan kadar glukosa dalam darah mereka selama berpuasa.

Karena yang dikhawatirkan adalah terjadinya hipoglikemia (kadar gula darah dibawah normal) akibat tidak adanya asupan makanan selama berpuasa. Atau resiko terjadi hiperglikemia (kadar gula darah menigkat) karena makan berlebihan setelah berbuka puasa. Juga tidak diperbolehkan berpuasa pagi penderita DM dengan komplikasi berat seperti gagal ginjal atau gagal jantung.

Kadar gula darah terkendali apabila dapat dipertahankan kurang dari 110 mmg/dl saat puasa dan 160 mmg/dl setelah berbuka puasa. Penderita dapat berkonsultasi untuk merencanakan pola pengaturan porsi makanan yang tepat, olahraga yang cukup dan jadwal minum obat  rutin sehingga penderita DM terkontrol kadar gula darahnya.

Penderita DM, yang boleh melakukan puasa :

Pertama, penderita DM tipe-1 (karena kurangnya produksi insulin) yang stabil atau terkendali dengan perencanaan makan dan olah raga

Kedua, penderita DM tipe-2 (akibat kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin) dengan berat badan lebih serta kontrol yang baik dan pengawasan glukosa darah secara ketat

Ketiga, penderita DM yang mendapat suntikan insulin satu kali per hari.

Tips berpuasa bagi penderita DM:

  1. Syarat penderita DM boleh berpuasa, kadar glukosanya tidak boleh lebih dari 200 mg/dl.
  2. Jika penderita DM mengonsumsi obat, sebaiknya konsultasikan dokter tentang jadwal minum obat dan dosisnya.
  3. Sangat dianjurkan mengakhirkan waktu makan sahur serta menghindari makanan manis. Penderita DM dapat berbuka dengan makanan dan minuman yang menggunakan gula rendah kalori. Pilih makanan dan minuman ringan sebagai pembuka, baru dilanjutkan makanan berat.
  4. Banyak konsumsi buah dan sayuran yang mengandung air. Pilih buah seperti pepaya, belimbing, melon, semangka.
  5. Segeralah membatalkan puasa bila terjadi hipoglikemi, keadaan saat glukosa dalam darah di bawah angka 60 mg/dl. Tanda-tanda terjadinya hipoglikemi yang biasanya terjadi sore hari saat menjelang buka puasa antara lain si penderita tampak gelisah, berkeringat dingin, gemetar, berdebar-debar, kesemutan pada lidah atau bibir, dan penglihatan ganda.
  6. Bila dibiarkan berlanjut, dapat terjadi kejang-kejang dan penurunan kesadaran hingga mengalami koma. Penurunan kesadaran hingga koma juga dapat terjadi pada keadaan hiperglikemi yang biasanya terjadi setelah berbuka puasa. Jika ada tanda- tanda tersebut diatas segera dibawa ke IGD Rumah Sakit untuk mendapatkan intervensi medis.
  7. Untuk membatalkan, penderita DM sangat dianjurkan untuk mengonsumsi teh manis hangat, minum air hangat yang diberi gula atau permen. Tujuannya, agar kalori yang masuk ke dalam tubuh tidak terlalu tinggi.

Penulis adalah anggota  IDI Cabang Jepara dan FKTP BPJS Kesehatan Bangsri