SEMARANG (SUARABARU.ID) – Anggota Komisi D DPRD Jawa Tengah, Arifin Mustofa, meminta masyarakat untuk memperkuat wawasan kebangsaan sebagai upaya pemantapan ketahanan daerah dalam menghadapai perkembangan teknologi yang kian masif.
Hal itu disampaikannya dalam Seminar Pemantapan Ketahanan Ekonomi, Sosial dan Budaya dalam Upaya Memperkuat Integrasi Daerah yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah belum lama ini.
Menurutnya akselerasi perkembangan teknologi membuat arus globalisasi semakin cepat, hal ini berpeluang menyebabkan degradasi nilai-nilai kedaerahan pada masyarakat.
“Hari ini kita dihadapkan pada arus globalisasi yang berkembang sangat cepat, ada peluang dan sekaligus ada ancaman bagi bangsa ini, penguatan wawasan kebangsaan dapat menjadi benteng terhadap ancaman degradasi nilai-nilai kedaerahan,“ terangnya.
Menurut Arifin, hal ini akan menjadi ancaman jika tidak dilakukan upaya prefentif, oleh karena itu kini setidaknya ada tujuh tantangan yang dihadapi generasi bangsa saat ini, yaitu fashion, food, free thinking (kebebasan berfikir), fun (kesenangan), free sex, friction, dan film.
“Khusus untuk ancaman ini kita harus menyelesaikan dengan kemampuan diri kita sebagai bangsa İndonesia dengan berdasar pada 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI,” lanjutnya
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPRD Jateng ini menyampaikan terdapat Tiga variabel perkembangan yang sangat berdampak yaitu informasi, komunikasi dan transportasi.
Dirinya menjelaskan, variabel informasi saat ini sangat mudah didapat, dimanapun dan kapanpun masyarakat akan sangat mudah mengakses. Sehingga harus ada filter agar arus informasi didominasi oleh informasi yang baik.
“Cara masyarakat berkomunikasi juga berubah, hingga merubah gaya komunikasi masyarakat terutama anak muda yang cenderung kreatif berkomunikasi seperti menggunakan meme, podcast, short video dan sebagainya,” katanya.
Lebih lanjut, Arifin menjelaskan, hadirnya transportasi online juga merubah gaya hidup masyarakat untuk mendapatkan sesuatu dengan lebih praktis dan instant.
Arifin menekankan tiga prinsip utama untuk memperkuat wawasan kebangsaan yaitu, mejaga budaya tradisi asli bangsa Indonesia. Yaitu, memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memperkenalkan budaya bangsa di dunia internasional, dan mencintai budaya asli Indonesia.
“Tiga prinsip ini dapat dilakukan dimulai dari diri sendiri, keluarga, komunitas masyarakat RT/RW, desa, dan Republik Indonesia,” pungkasnya.