blank
Kabag Humas RSI Wonosobo Ngumar menyerahkan kenang-kenangan pada Ketua PC Fatayat NU, Haryati. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID) – Sosialisasi pemulasaraan jenazah di masa pandemi penyakit, kerjasama antara Rumah Sakit Islam (RSI) dengan Cabang (PC) Fatayat NU Wonosobo, berakhir, Sabtu (10/4).

Ketua PC Fatayat NU Wonosobo Haryati menyatakan kegiatan sosialisasi mulai Senin (1/2) hingga Sabtu (10/4) di 30 tempat yang tersebar di 15 PAC Fatayat se-Wonosobo. Berlangsung sekitar 2,5 bulan.

“Peserta sosialisasi merupakan kader Fatayat yang tersebar di seluruh wilayah di Wonosobo. Diharapkan melalui sosialisasi ini, kader Fatayat bisa mengetahui tata cara yang benar saat merawat jenazah di masa pandemi berbagai penyakit,” katanya.

Karena, sambung dia, pemulasaraan jenazah ada prosedur tersendiri. Apalagi bagi warga yang meninggal akibat mengidap penyakit menular. Pandemi penyakit bisa bermacam-macam. Tidak hanya wabah virus Corona atau Covid-19 saja.

“Pemulasaraan jenazah harus aman bagi keluarga yang memandikan atau petugas yang mengkafani jenazah. Jangan sampai terjadi penularan bagi mereka. Warga juga tidak boleh takut jika ada jenazah yang meninggal karena penyakit menular,” tambahnya.

blank
Pelaksanaan pemulasaraan jenazah oleh petugas medis dari RSI Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

Pahami Infeksi

Bertindak sebagai pemateri dalam sosialisasi pemulasaraan jenazah, Kepala Bagian Humas RSI Ngumar, Kepala Bidang Pelayanan Medis Widhi Setiawan dan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi, Septi Widadi.

Kabag Humas RSI Wonosobo Ngumar menjelaskan di masa pandemi global Covid-19 ini, RSI tidak pernah meng-Covid-kan pasien. Mengurus yang sudah positif saja repot. Buat apa meng-Covid-kan yang lain.

“Di RSI jika ada jenazah yang meninggal karena penyakit Covid-19, keluarga tetap boleh ikut mensholati dan menguburkan. Asal tidak dibuka jenazahnya dan semua petugas dan keluarga menjalankan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 secara ketat,” terangnya.

Menurut Ngumar, jenazah yang dinyatakan positif penyakit Covid-19, juga dimasukkan ke peti jenazah sudah dalam kondisi miring seperti di liang lahat. Sehingga prosedur yang ditempuh sudah sesuai syariat yang ada.

Sementara itu, Septi Widadi menambahkan acara sosialisasi pemulasaraan ini dilaksanakan dengan tujuan agar masyarakat mampu memahami pencegahan infeksi saat perawatan jenazah. Melaksanakan perawatan jenazah dengan aman, baik dan benar. Tahu tata laksana (protokol) jenazah Covid-19.

Muharno Zarka