KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)-Berkunjung ke Gunung Merapi sisi sebelah barat, belum lengkap bila tidak mengunjungi lokasi wisata yang ada di tepian Kali Putih yang berhulu dari puncak Gunung Merapi dan masuk wilayah Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
Sesuai namanya, dulunya Jurang Jero merupakan jalan setapak di bibir Kali Putih yang sangat dalam. Namun akibat lahar dingin yang mengalir dari puncak Merapi, menyebabkan jurang yang ada di Kali Putih itu lama-kelamaan semakin dangkal. Bahkan, keberadaan “jurang yang jero” itu tidak bisa lagi dijumpai pada saat ini.
Namun, meskipun jurang yang dalam tersebut tidak lagi dapat disaksikan, daerah yang berada sekitar 8-9 kilometer dari puncak Gunung Merapi tersebut hingga saat ini masih dikenal dengan Jurang Jero.
Berada di ketinggian sekitar 2000 meter dari permukaan air laut, menjadikan hawa di Jurang Jero sangat sejuk dengan hembusan lembut angin gunung.
Sejauh mata memandang hanya terlihat hamparan blanthak ( batu bekas penambangan) yang bercampur dengan material pasir dan batu.
Selain itu, Gunung Merapi kadang terlihat jelas dengan anggunnya bila kabut tidak menyelimuti badan gunung yang sering dikenal dengan istilah “Kyai Petruk” tersebut.
Sebelum banyak digali dengan diambil batu dan pasirnya, kawasan Jurang Jero merupakan kawasan hutan yang sangat hijau.
Hijaunya pohon penghijuan tersebut saat ini masih bisa disaksikan dengan tumbuhya vegetasi pohon pinus yang menjulang tinggi.
Selain itu, di sekitar lokasi tersebut juga ditumbuhi aneka ragam vegetatif khas hutan hujan tropis, seperti sengon, akasia, sonokeling, nangka, munggur, waru, termasuk rumpun bambu.
Tidak ketinggalan ada beberapa pohon jambu yang sengaja ditanam dan digunakan sebagai buah penyedia makanan bagi habitat sejumlah hewan yang masih hidup di lokasi tersebut, seperti monyet dan aneka burung liar.
Tugu Soeharto
Di Jurang Jero tersebut, saat ini juga masih kita saksikan satu replika prasasti peresmian sabo dam yang digunakan sebagai pengendali lahar hujan. Prasasti tersebut dikenal dengan Tugu Soeharto.
Disebut Tugu Soeharto, karena dalam prasasti tersebut tertuang nama dan tanda tangan Presiden kedua Republik Indonesia ini, sebagai monumen perersmian tanggul penahan lahar dingin erupsi Merapi tertanggal 15 Oktober 1992.
Namun, prasasti yang ditanam di sebuah tugu tersebut bukan merupakan prasasti yang asli melainkan replikanya. Karena, prasasti yang asli telah hilang diambil oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Selain mempunyai daya tarik berupa panorama alam berupa hamparan pohon pinus, kawasan Jurang Jero juga memiliki fasilitas lain. Yakni berupa track atau lintasan bagi para wisatawan yang bertualang dengan sepeda gunung ( downhill) atau sepeda motor jenis trail.
Di lokasi tersebut, pengunjung selain menikmati keindahan alam, bisa menyewa jeep yang tersedia. Untuk tarif jarak dekat dari Jurang Jero hingg Canopy Trail tarifnya Rp200.000. Sedangkan tarif untuk jarak jauh Rp450.000.
Wahana lainnya yakni permaian ATV yang bisa dipakai oleh para pengunjung dengan hanya membayar sebesar Rp15.000, kemudian pengunjung juga bisa melakukan camping di kawasan Jurang Jero.
Selain itu, para pengunjung bisa berkemah dengan kapasitas 3-4 orang per tenda. Adapun biaya sewa menyewakan tenda, matras dan jasa bongkar pasang, totalnya sebesar Rp70.000. Sedangkan,untuk yang akan berkemah tiket masuknya per orang Rp25.000.
Di kawasan Jurang Jero ada satu wahana yang baru yakni Tugu Elang. Tugu Elang tersebut, merupakan tempat Presiden Joko Widodo melepas dua ekor Elang Jawa ke alam bebas pada 14 Februari 2020 lalu. Yon