SURAKARTA (SUARABARU.ID)– Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) mengecam dan mengutuk keras serta menyatakan keprihatinan yang dalam atas peristiwa teror bom di depan Gereja Katedral Makassar.
Aksi teror oknum atau pihak yang tidak bertanggung jawab pada 28 Maret 2021 pukul 10.35 WITA, mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka serta menimbulkan ketakutan, kekacauan yang mengusik kedamaian, ketenagan, ketenteraman, dan rasa persatuan bangsa Indonesia.
Demikian Pernyataan Keprihatinan MRPTNI yang ditandatangani Ketua Prof Dr Jamal Wiwoho SH M.Hum yang diterima suarabaru.id, Senin (29/3)
MRPTNI dalam pernyatan sikapnya lebih lanjut menyatakan peristiwa teror bom oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan tidak berperi kemanusiaan, dan mengakibatkan jatuhnya korban terhadap masyarakat tidak berdosa.
Tindakan teror bom, tidak dapat dibenarkan oleh agama manapun dan merupakan tindakan yang nyata-nyata melukai perasaan umat beragama diseluruh Indonesia. MRPTNI menyatakan keprihatinan atas masih berkembangnya ajaran tindak kekerasan (ekstremisme dan radikalisme), termasuk di dalamnya adalah pembenaran perilaku menyerang pihak-pihak yang dianggap memiliki perbedaan.
MRPTNI juga meminta kepada pemerintah dan Polri khususnya untuk mengusut tuntas pelaku teror bom tersebut, termasuk menangkap dan memproses seluruh jaringan yang terlibat.
Juga meminta pihak keamanan memperketat pengawasan tempat ibadah dan terus meningkatkan kerukunan antar ummat beragama diseluruh tanah air. Serta mengajak kepada seluruh Pimpinan Perguruan Tinggi Indonesia untuk tidak memberi ruang gerak dan kesempatan atas berkembangnya semua ajaran yang membahayakan persatuan dan kebinekaan di Indonesia.
Juga mengajak seluruh komponen bangsa untuk terus memelihara dan mewujudkan kehidupan yang harmonis ditengah keragaman dan kebinekaan bangsa Indonesia. Menyatakan belangsungkawa dan duka cita yang dalam kepada seluruh keluarga korban dan berharap tetap diberi ketabahan menghadapi peristiwa ini.
“Semoga bangsa Indonesia selalu diberi kekuatan dan keselamatan, dan senantiasa dapat menyelesaikan setiap cobaan yang merongrong persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” kata Prof Jamal Wiwoho yang juga Rektor UNS Surakarta.
Bagus Adji-wied