blank
Salah satu peserta pelatihan daur ulang memanfaatkan limbah kayu.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Mahasiswa KKN Unisnu kelompok 16 Desa Tahunan menggelar pelatihan pengolah limbah kayu menjadi barang siap guna di pendapa balai desa Tahunan beberapa waktu yang lalu.

blank
Mahasiswa KKN UNISNU Mitra 1 di Pendapa Desa Tahunan.

Selama ini limbah kayu dilihat hanya sebagai barang yang tak bernilai dan hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Apalagi di desa Tahunan yang mayoritas mata pencaharian warganya banyak berhubungan dengan kayu, misalnya pengrajin meubel maupun tukang ukir. Menjadikan limbah kayu sangat melimpah.

Melihat masalah tersebut, mahasiswa KKN Unisnu Jepara Kelompok 16 Mitra 1 desa Tahunan mengadakan acara Pelatihan pengolahan limbah kayu menjadi barang siap guna. Acara tersebut diikuti oleh 22 peserta usia belasan tahun dari berbagai daerah di desa Tahunan.

“Peserta dalam pelatihan ini adalah remaja umur belasan tahun karena menurut kita remaja umur belasan tahun ini cenderung malas karena ketergantungan dengan game yang ada di gadget mereka, oleh karena itu kita mengadakan pelatihan ini dengan harapan dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi dari remaja di desa Tahunan agar tetap produktif di era pandemi ini.” Ujar Nihlah, Ketua KKN Mitra 1.

Dia menambahkan bahwa acara tersebut mendatangkan dua narasumber yang ahli dalam bidang tersebut. Narasumber pertama adalah Sutarya, dosen di Unisnu Jepara dan narasumber kedua adalah Santoso, seniman asli desa Tahunan.  Pada sesi pertama ada materi pengolahan limbah kayu yang disampaikan oleh Sutarya.

Dia menjelaskan bahwa limbah kayu banyak memberikan peluang bagi para pengusaha, apalagi di masa pandemi. Saat ini memang harus bisa berinovasi secara luas, salah satunya dengan pemanfaatan limbah kayu menjadi barang yang memiliki nilai jual.

“Pada tahun  2010 bahan baku yang masuk di Jepara 300 truk perhari, otomatis limbah kayu yang dihasilkan adalah 50% atau 150 truk perhari. Pada tahun itu juga para pengusaha mulai memproduksi limbah kayu menjadi barang yang mempunyai nilai jual untuk pertama kalinya”, ujar Sutarya.

Pada sesi kedua, Santoso selaku narasumber memberikan materi sekaligus memberikan contoh kepada peserta tentang cara pengolahan limbah kayu menjadi barang siap guna dan pada kesempatan itu peserta diberikan contoh untuk membuat gantungan kunci dari limbah kayu.

Lebih lanjut, harapannya setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat mempraktikkan ilmu yang didapatkanya dan juga tetap produktif dan kreatif di era pandemi seperti saat ini.

Hadepe/Ua