WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Meski proses pencarian oleh Tim Basarnas Wonosobo dan Banjarnegara, sudah berjalan sepekan lebih, Komarun (54), warga Madusari RT 03 RW 06 Madusari Kalikajar Wonosobo, yang hanyut di Sungai Galuh saat banjir, saat ini masih belum berhasil ditemukan.
Kepala Pelaksana BPBD Wonosobo, Zulfa Akhsan Alim Kurniawan, Rabu (24/2), melaporkan Tim Basarnas dan relawan BPBD telah melakukan penyisiran dari titik nol Bendungan Klitih Madurerno Kalikajar di mana korban kali pertama berada.
“Penyisiran masih diteruskan di Sungai Galuh hingga Sungai Serayu di jembatan Blimbing Krasak Selomerto. Namun hasilnya tetap nihil. Korban belum diketahui keberadaannya,” ujar dia.
Pencarian juga dibantu Tim Basarnas dan relawan BPBD Banjarnegara yang melanjutkan penyisiran di Sungai Serayu dan Kali Semampir sampai Waduk Mrican Banjarnegara. Hari ini proses pencarian korban masih terus dilakukan.
“Di Kali Semampir dan Waduk Mrican, relawan BPBD Wonosobo dan Banjarnegara dibantu Tim SAR MTA setempat, menggunakan perahu menyeberangi sungai dan menyusuri Waduk Mrican untuk mencari korban,” tuturnya.
Upaya Mujahadah
Seperti diketahui, Komarun (54), diduga hanyut di Bendungan Klitih di Sungai Galuh saat banjir datang. Korban kala itu, sedang mengeruk pasir di sungai untuk diangkut di pinggir jalan, seperti yang biasa dilakukan setiap hari.
Sepeda ontel dan sandal jepit yang dipakai korban, masih berada di pinggir sungai. Namun orangnya sudah tidak ada. Warga setempat waktu banjir belum terjadi, melihat korban ada di tengah sungai dan hingga sore hari belum pulang ke rumah.
Kepala Desa Maduretno Subadi menambahkan, selain usaha lahir, ikhtiar batin juga dilakukan pihak keluarga dan warga Madusari Maduretno selama korban belum berhasil ditemukan, meski sudah berusaha dicari Tim Basarnas dan relawan BPBD.
“Pihak keluarga dan warga setempat juga telah menggelar mujahadah beberapa kali dan ziarah ke Makam Sesepuh Desa Maduretno. Dengan usaha batin tersebut, jenazah korban diharapkan bisa segera ditemukan,” ujar dia.
Camat Kalikajar Bambang Trie menyebut semua elmen dan organasasi relawan baik dari Wonosobo maupun Banjarnegara sudah dikerahkan secara maksimal dengan cara susur sungai dan memutari Waduk Mrican. Namun hasilnya masih tetap nihil.
Muharno Zarka