blank
Desember tahun 2017, di Jalan Raya Kaligawe. Waktu itu sudah dianggap banjir besar. Sekarang lebih parah lagi. Foto: Dok: wied

Oleh Widiyartono R

blankTAHUN 1989 saya mulai tinggal di Perumnas Tlogosari. Beruntung, blok wilayah saya yang berada di sisi barat sungai relatif lebih tinggi dibanding sisi timur. Jadi, daerah kami di Blok B (waktu itu) tepatnya Jalan Seruni, tak pernah kebanjiran.

Sepuluh tahun pertama, saya masih aman dari genangan banjir. Bahan, aliran air (got) di depan rumah masih mengalir dengan lancar. Yang menarik lagi, got itu banyak ikannya. Ada sepat, kutuk, lundhu, kocolan, bethik, belum lagi cethul.

Tetapi dengan perkembangan waktu, rumah di sekitar makin banyak dibangun, situasi pun mulai berubah. Air mulai menggenangi jalan gang yang lebarnya cuma tiga meter. Air meluap dari got di kiri-kanan jalan gang yang ukurannya masing-masing setengah meter.

Tetapi ya masih meluap di jalanan saja. Dan, itu menjadi rutin setiap kali musim hujan, pasti terjadi. Kemudian warga pun berinisiatif meninggikan jalan. Karena umumnya rumah masih dalam posisi lebih tinggi dari jalan, maka warga umumnya setuju. Maka dengan cara urunan jalan pun ditinggikan.

blank
Banjir yang melanda kota Semarang menggenangi permukiman warga, antara lain di jalan-jalan gang di Perumnas Tlogosari Kulon. Banyak juga rumah yang kemasukan air banjir tersebut. Foto: wied

Tetapi lama kelamaan, meskipun jalan sudah ditinggikan, air tetap saja ikut meninggi. Ya, kalau pakar hidrologi atau pemerhati kota pasti punya alas an ilmiah tentang ini. Land subsidence atau penurunan tanah salah satu penyebabnya. Dan, ternyata itu berlangsung cepat.

Setelah 20 tahun saya tinggal di Perumnas Tlogosari, banjir yang nyata itu baru saya rasakan. Air masuk rumah. Memang tidak terlalu tinggi hanya di bawah mata kaki. Sementara jalan sudah berulang ditinggikan, maka rumah saya yang dulu relatif paling tinggi di gang itu, sekarang sudah berada di bawah jalan. Meski, beberapa kali juga saya meninggikan lantai rumah.

Meski di bawah jalan, sekitar lima tahun lalu, air yang masuk masih dengan cara sopan. Kami sudah sadar, ketika hujan turun agak lama, maka persiapan dilakukan. Biasa, banjir air masuk rumah. Tetapi setelah hujan reda, air pun langsung surut.

Tetapi dalam tiga atau empat tahun terakhir muncul fenomena aneh. Ketika sore hari hujan sampai malam, rumah tidak kebanjiran. Tetapi esok paginya, saat cuaca cerah, matahari bersinar terang justru air mulai masuk rumah. Ini benar-benar fenomena aneh.