blank
Guna mencegah munculnya klaster baru covid-19, tempat pengungsian dibuat bersekat-sekat. Foto: dok/ist

PEKALONGAN (SUARABARU.ID)– Menindaklanjuti arahan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat mengunjungi korban banjir di Kota Pekalongan belum lama ini, Pemerintah Kota Pekalongan merespon cepat, dengan melakukan penyekatan lokasi pengungsian yang ada di Aula Kecamatan Pekalongan Barat.

Hal itu dilakukan sebagai upaya, agar lokasi pengungsian tidak menjadi klaster baru penyebaran covid-19. Camat Pekalongan Barat, M Taufiqurochman SST mengungkapkan, penyekatan sudah dimulai pada Minggu (21/2), dengan leading sector BPBD Kota Pekalongan serta Dinas Pekerjaaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pekalongan, sebagai pelaksana di lapangan.

Menurutnya, tempat yang sudah disekat diprioritaskan untuk anak anak, wanita dan lansia. Sedangkan untuk remaja dan laki laki dewasa, ditempatkan di bagian depan aula.

BACA JUGA: Pemkab Kudus Terus Optimalkan Penyedotan Genangan Banjir

”Untuk korban banjir di wilayah kami yang mengungsi di Aula Kecamatan Pekalongan Barat sebanyak 297 orang. Dengan adanya penyekatan ini, kami prioritaskan di dalam aula untuk ibu-ibu, lansia, anak-anak. Sedangkan untuk laki-laki remaja dan dewasa kami tempatkan di luar area aula,” kata Taufiqurochman, Selasa (23/2/2021).

Dia mengungkapkan, berdasarkan data terakhir di wilayah Kecamatan Pekalongan Barat ada 14 titik lokasi pengungsian, yang tersebar di masing-masing kelurahan. Untuk total jumlah pengungsi ada 1.768 jiwa atau 455 KK.

Taufiq mengakui, dengan adanya penyekatan akan mengurangi kapasitas tempat pengungsian. Namun pihaknya menegaskan, semua pengungsi yang ada di kecamatan sebanyak 297 jiwa bisa tertampung.

”Pandemi covid-19 ini belum berakhir, penyekatan ini sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meminimalisasi penyebaran covid-19 di lokasi pengungsian. Kendati demikian, yang menjadi perhatian utama adalah masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat,” tegasnya.

Riyan-Sol