SEMARANG (SUARABARU.ID)– Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemdikbud RI, Dr H Hasan Habibie ST MT mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah menyediakan aplikasi Rumah Belajar. Bekerja sama dengan TVRI, disediakan aneka konten pembelajaran yang dibutuhkan anak, sesuai karakteristik mereka.
”Bila dulu memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran hukumnya makruh atau sunah, maka sekarang menjadi wajib. Karena itu dibutuhkan kreativitas para guru untuk menjadikan teknologi informasi menjadi moda pembelajaran yang adatif dan menarik bagi peserta didik,” kata Hasan, dalam webinar bertema Integrative Education for Better Generation, yang diselenggarakan Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Nasima, Semarang, Senin (22/2/2021).
Selain Hasan Habibie, webinar yang dimoderatori Direktur Litbang YPI Nasima, Supramono MPd itu, menghadirkan pembicara Guru Besar Unnes Bidang Teknologi dan Pendidikan Prof Dr Haryono MPsi, Ketua Pengurus YPI Nasima Dr Indarti MPd dan Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Dr Hari Wuljanto MSi, sebagai pembicara kunci.
BACA JUGA: Covid-19 di Kabupaten Magelang, Korban Meninggal Dunia 397 Orang
Hasan Habibie yang pernah menjadi Ketua PW Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jateng itu mengakui, penyesuaian dari proses belajar mengajar manual menjadi High Tech atau teknologi tinggi, tidak mudah dan butuh waktu panjang.
”Siatuasi pandemi ini memaksa para tenaga pendidik, siswa dan orang tua murid, dipaksa untuk mempercepat penggunaan alih teknologi pendidikan ini,” tegas Hasan.
Sedangkan Pengawas Pendidikan Nasima, Dr Najahan Musyafa, pada upacara pembukaan menyampaikan, proses pendidikan tidak bisa jalan sendirian.
BACA JUGA: Hartopo Pantau Langsung Pompanisasi Genangan Banjir di Mejobo
”Perlu kolaborasi kerja sama yang baik dari semua stakeholder pendidikan, yaitu tenaga pendidikan, murid dan orang tua. Mereka mengintegrasikan data dan teknologi dengan etika nilai-nilai agama sesuai visi misi Nasima,” jelas dia.
Sementara itu, Prof Dr Haryono MPsi dalam makalahnya yang berjudul ‘Desain Pembelajaran Integratif dan lnovatif dalam Menyiapkan Generasi yang Tangguh dan Adaftif’ menyebutkan, untuk memasilitasi peserta didik belajar, khususnya semasa pandemi, dibutuhkan model integrative learning, yang memadukan pengetahuan, pengalaman praktik, serta penanaman nilai-nilai spiritual dan sikap mulia.
”Praktiknya, melalui aktivitas pembelajaran yang holistik dengan memanfaatkan teknologi informasi,” kata Guru Besar Unnes itu.
BACA JUGA: Forum Kopi Darat GoJek Dipotimaslisasikan untuk Sosialisasi Prokes dan Manfaat Vaksin Covid-19
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Dr Hari Wulyanto SPd MSi, sebagai pembicara kunci menyatakan, pembelajaran virtual menjadi solusi pendidikan di masa pandemi, dan menjadi salah satu model pembelajaran masa depan.
”Meski begitu, jangan fokus hanya pada ketersediaan High Tech, namun harus diimbangi dengan High Touch, yaitu pendidikan yang dilandasi dengan kasih sayang, keteladanan, dan kepedulian untuk membangun karakter peserta didik,” tegasnya.
Ketua Pengurus YPI Nasima Dr Indarti MPd menambahkan, momen pandemi mendorong kita untuk bertransformasi dari pendidikan konvensional menuju pendidikan yang adaptif, kreatif, inovatif, dan holistik.
”Siapa yang menjadi transformer pendidikan? Mereka adalah guru, peserta didik, orang tua, dan lembaga. Dibutuhkan sinergi antarkomponen itu, agar tranformasi belajar sesuai harapan,” tandas dia.
Riyan-Sol