JEPARA (SUARABARU.ID)- Masyarakat dukuh Sonder, Desa Tulaan, Kecamatan Donorojo, Rabu (17/2-2021) tadi sekitar jam 06.00 WIB dikejutkan dengan robohnya pohon Winong yang berada di kompleks petilasan Ratu Kalinyamat. Padahal saat itu cuaca cerah, tidak ada hujan dan angin.
Pohon Winong itu diyakini oleh masyaraklat setempat telah berusia ratusan tahun. Sebab dibawah pohon purba itu dulu Ratu Kalinyamat bertapa. Bahkan batu tempat ia bertapa masih berada di bawah pohon tersebut.
Karena itu robohnya pohon tersebut membuat masyarakat padukuhan tersebut bersedih. Bahkan banyak perempuan yang menangis dan berteriak histeris.
Apalagi pohon setinggi kurang lebih 50 meter dengan diameter 1 meter – 5 m tersebut menimpa hampir seluruh bangunan yang ada di patilasan Sonder. Bangunan yang tersisa hanya tembok depan paseban.
Sementara zona inti cagar budaya rusak karena tertimpa pohon. “Bangunan yang masuk zona inti cagar budaya adalah bangunan utama cungkup,” ujar Iwan Nugroho, staf Dinas Periwisata dan Kebudayaan Jepara.
Bangunan yang rusak meliputi bangunan utama cungkup, paseban, mushola, toilet. “Semua rusak terkena timbunan pohon,” ujar Petinggi Tulaan Budi Sutrisno, S.Pd saat dihubungi SUARABARU.ID sore tadi.
Juru Kunci Meninggal
Sementara berdasarkan informasi yang dihimpun SUARABARU.ID didukuh Sander, sehari sebelum pohon raksasa tersebut roboh, juru kunci petilasan Sonder, Mbah Suparni ( 78 tahun ) meningal dunia, tepatnya Senin malam Selasa kemarin.
Warga RT 02 / RW 09 Dukuh Sonder, Desa Tulaan ini memang telah beberapa waktu sakit karena usia telah tua. Mbah Suparni adalah juru kunci setelah Mbah H. Masrukhan. Ia mengganti mulai tahun 2007. Sebelumnya ia membantu sejak tahun 1991-an.
Menurut Petinggi Tulaan, Budi Sutrisno, Mbah Suparni adalah juru kunci petilasan Ratu Kalinyamat ke -10. Juru kunci Petilasan Ratu Kalinyamat pertama adalah Mbah Bregut, kemudian berturut-turut adalah Mbah Munodo, Mbah Wagiman, Kyai Kasturi, Mbah Nuryani, Mbah Mustajab, Mbah Wagiman Ngemplak, Kyai Kundori, Kyai Masrukan dan Mbah Suparni dan Muhlisin.
”Setelah Mbah Suparni sakit, juru kuncinya diwakilkan Pak Muhlisin, anaknya Mbah Kyai H. Masrukhan yang memang menggantikan Pak Suparni,” ujar Petinggi Tulaan Budi Sutrisno.
Sementara sejumlah warga yang dihubungi SUARABARU.ID tidak berani memastikan mengapa pohon Winong tersebut roboh dan menimpa petilasan Ratu Kalinyamat. Padahal tidak ada hujan dan tidak ada angin.
Namun ada yang mengkaitnya dengan meningalnya juru kunci petilisan, almarhum mbah Suparni. Namun ada pula yang menyatakan pohon raksasa tersebut roboh karena dimakan usia. Sat ini disekitar makam dipasang garis pembatas agar tidak ada yang masuk ke kawasan tersebut.
Hadepe- ua