blank
Para pengungsi dari warga terdampak banjir, kini merasakan kesehatannya sedikit terganggu. Foto: dok/ist

PEKALONGAN (SUARABARU.ID)– Banjir yang terjadi di Kota dan Kabupaten Pekalongan semakin parah. Jumlah pengungsi semakin banyak, dan jalur Pantura kembali terendam banjir.

Jumlah pengungsi banjir di Pekalongan kini tercatat sekitar 6.000 orang, yang tersebar di puluhan titik. Jalur Pantura di ruas Jalan Raya Tirto sepanjang satu kilometer, kembali terendam dengan ketinggian 50 cm.

Arus lalu lintas pun kembali terhambat, dan harus antre satu per satu. Bahkan di beberapa titik lokasi pengungsian juga turut terendam banjir. Kondisi pengungsi semakin memprihatinkan, karena kedinginan, kekurangan selimut, baju dan air bersih.

BACA JUGA: ‘’Pak (Plh) Wali Tidak Usah Tegang’’

blank
Meski bencana banjir membawa duka, tapi tak sedikit anak-anak yang memanfaatkan banjir untuk berenang. Foto: dok/ist

”Sejumlah pengungsi jatuh sakit dan membutuhkan obat-obatan, terutama balita dan manula,” kata Asih, salah satu pengungsi yang ditemui Rabu (17/2/2021).

Dikatakan dia, banjir yang merendam wilayahnya setinggi 70 cm hingga 1,5 meter. Banyak rumah kosong karena ditinggal mengungsi, sehingga rawan kejahatan pencurian.

”Kami diperintahkan patroli di daerah banjir, sekaligus memberikan bantuan sembako dan makanan matang,” kata Wakapolres Pekalongan Kota, Kompol Gangsar Subagyo.

Dari data yang didapat, banjir di Kota Pekalongan merendam di 12 kelurahan, yang tersebar di tiga kecamatan. Yakni Kecamatan Pekalongan Barat, Pekalongan Utara, dan Pekalongan Timur.

Sementara di Kabupaten Pekalongan, banjir merendam tujuh kecamatan, di antaranya Tirto, Wiradesa, dan Wonokerto.

Riyan-Sol