JEPARA(SUARABARU.ID) –Adam Maulana, atlet pencak silat Jepara dari Desa Sendang, Kecamatan Kalinyamatan kembali berhasil mengharumkan nama Jepara. Ia berhasil meraih juara pada pertadingan MMA One Pride di yang ditayangkan di tvOne. Padahal ia hanya memiliki sedikit bekal. Bahkan untuk bertanding di MMA One Pride Adam hanya naik motor dari Jepara.
Sebab Adam Maulana memang sedang mengalami kesulitan. Karena usaha konveksi yang dirintisnya limbung dihantam pandemi. Padahal usaha konveksi yang dirintisnya dengan membuat celana pendek ini bermodalkan penghasilannya selama menjadi atlet sejak SMP.
Nama Adam Maulana memang tidak asing lagi di dunia pencak silat di Jepara, dan bahkan Jateng DIY. Sebab atlet muda berbakat yang berusia 21 tahun ini telah banyak menorehkan prestasi sejak masih pelajar SMP.
‘“Alhamdulilah 3 tahun berturut-turut saya memegang medali emas. Juga pernah berlaga di event nasional dan tingkat Asia Tenggara,” ujar Adam Maulana.
Laki-laki yang telah menikah dengan Junihan Ayulna BMP ini dikaruniai satu orang anak. Ia mengawali kariernya sebagai atlit pencak silat berkat bimbingan orang tuanya, almarmum Abdurrohman. “Dari beliau saya belajar pencak silat sejak masih duduk dibangku SD di SD Negeri 01 Sendang,” kenang Adam Maulana.
Setelah itu ia melanjutkan pendidikan di SMP N 1 Mayong dan kemudian pindah ke SMP N 2 Pleret Bantul. Untuk pendidikan SMA diselesaikan di SMA N 1 Sewon Bantul.
Disamping dari ayahandanya, Adam Maulana juga pernah dilatih oleh Ngateno dari Persatuan Hati Jepara. Sedangkan pelatih boxing adalah Ulil dari Sasana Jepara serta pelatih MMA adalah Johan Mulia Legowo dari HAN Solo. “Dari beliau-beliau jiwa fighter saya diasah dan dikembangkan,” ujar Adam Maulana.
Putra bungsu dari 7 bersaudara putra pasangan Siti Khotijah (almh) dan Abdurrohman (alm) mengaku mendapat dukungan yang luar biasa dari istrinya. “ Setiap saya persiapan bertanding istri saya lah yang membiayai saya untuk makan,” ujar Adam Maulana. Demikian juga saat ke Jakarta kemarin.
Tiga Bulan Tidur di Trotoar
Perjalanan Adam menjadi atlet memang sangat berat. “Awalnya saya di Yogyakarta ikut pendekar PH, Bapak Slamet Widodo. Namun karena saya tidak enak terus merepotkan beliau saya kemudian keluar. Tiga bulan saya tidur di depan trotoar box depan sekolah. Makan juga nunggu teman yang peduli hingga saya bertemu Bapak Cahyo dan Ibu Lisma Wati yang kemudian menjadi orang tua angkat saya,” kenang Adam.
Beliau adalah orang tua teman latihan saya di sekolah. Setelah 1 tahun saya masuk asrama PPLP DIY untuk cabang olahraga silat, tambahnya. Semua dibiayai oleh pemerintah.
Adam Maulana kini ingin mendapatkan tantangan baru dan melanjutkan jiwa fighternya yang sudah 3 tahun harus vakum. Kedepan Adam Maulana berusaha untuk bisa kembali mendapatkan gelar sabuk juara bertahan seperti di masa menjadi atlit pelajar di DIY.
Ditanya tentang harapannya kepada anak-anak muda Jepara, Adam mengajak kawula muda untuk menjadi orang yang peduli dengan diri sendiri dan orang lain. Tunjukkan bahwa hidup harus jalan di jalan yg positif. “Ingat hasil yang luar biasa tidak akan di capai dengan cara yang biasa,” ujarnya.
Hadepe-ua