TEGAL (SUARABARU.ID) – Kebijakan Jateng di Rumah Saja yang digagas oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan akomodir oleh Pemerintah Kota Tegal ditolak oleh Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Tegal.
“Dari awal kita mendukung pemerintah untuk menyelesaikan terkait pandemi Covid-19 dengan cara apapun. Hanya saja kebijakan yang digagas Gubernur Jawa Tengah dan diserap kepala daerah termasuk Kota Tegal, dirasa kurang tepat,” kata Ketua BPC HIPMI Kota Tegal, Dimas Setiawan di kantornya.
Dimas menolak kebijakan untuk Jateng dua hari di rumah saja dengan alasan, meskipun tidak semua harus tutup, namun yang diserap oleh masyarakat tentu harus berada di rumah saja. Apalagi mayoritas jalan protokol ditutup.
“Meskipun pemkot memberikan kompensasi berupa paket sembako kepada warga namun, yang terdampak bukan hanya warga miskin saja tetapi semuanya terkena dampak,” tutur Dimas.
Menurut Dinas kurang pas apabila hanya masyarakat miskin saja yang terkena dampak. “Kami berharap kepala daerah meninjau ulang kebijakan itu. Karena dibuka saja belum tentu ada pembeli apalagi ditutup,” ungkapnya.
Dimas mencatat, selama pandemi Covid-19 hampir 20 persen dari 460 pengusaha yang saat ini merasakan dampaknya. Bahkan ada yang kondisinya memprihatinkan.
“Kalau untuk menengah ke atas mungkin tidak begitu merasakan. Namun mereka yang berjualan hari itu dan dimakan saat itu juga pasti akan merasakan dampaknya,” nya.
Dimas berharap, pemerintah bisa memberikan stimulus yang tepat. “Apalagi sejak awal kita sudah memberikan solusi agar lebih mendisiplinkan masyarakat dengan melakukan protokol kesehatan 3M jadi tidak membunuh perekonomian,” pungkas Dimas.
Nino Moebi