blank
Tanggul sungai Wulan yang ambles membuat wilayah Undaan terancam diterjang banjir besar. foto:Ist/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Tingginya debit sungai Wulan membuat tanggul kanan yang berada di Desa Undaan Lor, Kecamatan Undaan kritis. Kondisi tersebut membuat warga sempat cemas lantaran  khawatir jika tanggul penahan banjir tersebut jebol.

Hal tersebut cukup beralasan lantaran tanggul Sungai Wulan merupakan satu-satunya penyelamat masyarakat Undaan dari ancaman banjir. Pasalnya, ketinggian air di DAS Wulan jauh di atas pemukiman warga.

“Ya kalau jebol, bisa dipastikan hampir seluruh wilayah di Kecamatan Undaan akan tergenang,”kata Budiyono, warga Undaan Lor, Sabtu (30/1).

Senada, Edi Pranoto, mantan Kades Undaan Lor menyebutkan kondisi tanggul yang ambles kian parah. Apalagi, sepanjang hari hujan deras terus mengguyur wilayah Kudus dan sekitarnya.

“Ngeri, curah hujan masih sangat deras. Kami khawatir kondisi tanggul yang ambles tersebut,”tandasnya.

Berdasarkan data BPBD Kudus, ada 2 titik tanggul Sungai Wulan yang anjlok di bagian kanan tanggul (di sisi timur) dengan panjang  tiap-tiap titik sepanjang kurang lebih 50 meter.  Tak hanya itu, permukaan tanggul juga ambles hingga 15 cm. Jika hal tersebut dibiarkan, dikhawatirkan longsoran semakin parah dan membuat tanggul jebol.

Kalakhar BPBD Kabupaten Kudus, Budi Waluyo menyebutkan amblesnya tanggul sungai Wulan tersebut diantaranya diakibatkan tingginya curah hujan yang mengguyur wilayah Kudus dan sekitarnya.

“Tingginya curah hujan membuat badan tanggul menjadi gembur hingga akhirnya ambles,”tandasnya.

Menurut Budi, pihaknya sudah berkoordinasi dengan instansi terkait atas  kondisi ini. Diharapkan, dalam waktu dekat ada upaya segera untuk penguatan tanggul.

Sementara,  hingga Sabtu (30/1) dini hari debit air sungai Wulan sudah dalam kondisi mengkhawatirkan akibat dibukanya pintu bendungan Klambu di wilayah Grobogan. Menurut Budi, kondisi sungai Wulan saat ini berstatus Siaga III atau level tertinggi.

Untuk mengurangi debit sungai Wulan, petugas dari BPSDA akhirnya membuka pintu nomor 8 bendungan Wilalung  untuk membuang sebagian debit air ke wilayah Sungai Juwana.

Dibukanya pintu 8 Wilalung tersebut berakibat pada meningkatnya debit sungai Juwana. Diperkirakan, upaya tersebut akan berakibat bertambahnya genangan air di area persawahan sepanjang aliran Sungai Juana.

“Kemungkinan, luas genangan areal persawahan di sepanjang DAS Juwana akan bertambah hingga  1300 hektar,”tandasnya.

Saat ini kata Budi, pihaknya sudah mengimbau semua pos siaga bencana di tiap desa terus memantau kondisi yang ada.

Tm-Ab